SUARAMERDEKA.COM - Sindu Taruna, leluhur Kiai Ghozali, adalah seorang laskar prajurit Pangeran Diponegoro yang mengungsi ke arah barat.
Sesampai di Desa Rantewringin, konon dirinya memutuskan untuk menetap dan menikah dengan warga setempat.
Singkat kisah, Sindu Taruna alias Sindu Negara menurunkan empat orang anak: Sanreja, Santayib, Muryadi, dan Nursalam.
Selanjutnya, Sanreja menurunkan: Abdul Fatah, Abdul Rozak, Abdul Faqih, dan Sarman (meninggal muda).
KH Abdul Fatah kemudian menurunkan Samsirah, Wardi, Abdul Aziz, Murtofiah, Zaenah, Marsidah, Siti, dan Hasanah.
Di kemudian hari, putra kedua KH Abdul Fatah yang bernawa Wardi ini lebih dikenal sebagai KH Muhammad Ghozali (1901-1982).
Wardi alias Kiai Ghozali lahir di Rantewringin, Buluspesantren, Kebumen. Masa kecil Wardi hingga remaja dihabiskan untuk menuntut ilmu di berbagai pesantren.
Hingga akhirnya ia menjadi mursyid Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).
Silsilah mursyid TQN diperolehnya dari Syekh Silwani, seorang ulama karismatik yang tinggal di Desa Teba, Kecamatan Ayah, Kebumen.
Jika dirunut lebih jauh, silsilah mursyid TQN itu bermula dari Syekh Ahmad Khatib Syambasi (Kalimantan Barat), kemudian turun ke Syekh Abdul Karim (Banten), Syekh Zarkasih (Berjan Purworejo), Syekh Siraj (Johor Malaysia), Syekh Abdul Halim (Tambak Kemulyan), Syekh Silwani (Teba Ayah Kebumen), dan sampailah kepada dirinya.
Artikel Terkait
Jadwal Imsakiyah Puasa Ramadhan 2022 Wilayah Surabaya dan Sekitarnya, Download di Sini
Simak 5 Keutamaan Menjalankan Sholat Tarawih di Bulan Suci Ramadhan
Keutamaan Shalat Tarawih Menurut Ustadz Adi Hidayat
Sambut Bulan Ramadhan, MUI Provinsi Jateng Keluarkan Sejumlah Imbauan
Menyikapi Perbedaan Awal Ramadan