SUARAMERDEKA.COM - Bulan Sakban yang dalam istilah orang Jawa dikenal dengan sebutan bulan Ruwah, merupakan bulan persiapan memasuki bulan puasa Ramadlan.
Kata ruwah itu sendiri adalah bentuk metatesis yakni suatu proses pergantian letak fonem dalam sebuah kata dari bahasa Arab: arwah (jamak) dan ruh (bentuk tunggal).
Apa yang kita saksikan dalam bulan Ruwah itu? Banyak migran pulang kampung untuk ziarah leluhur.
Banyak orang di berbagai daerah pergi ke makam, baik makam keluarga, pepunden desa, sampai kepada rombongan wisata religi ke makam para wali.
Aktivitas seperti itu dikenal dengan banyak istilah. Nyadran atau Ruwahan.
Wujud dari tindakan ruwahan itu sendiri dikenal dengan istilah beragam namun saling bertautan: bebesik, nyekar, punggahan, sampai tahlilan dalam satu kesatuan tindakan. Mengapa?
Bebesik berwujud tindakan membersihkan rumput ilalang di seputar makam (Jawa: sinonim dengan reresik; resik-resik) merupakan tindakan awal.
Setelah lingkungan makam bersih dari segala rerumputan dan ilalang, dilanjutkan dengan menaburkan bunga yang mereka beli di pasar atau di pinggir jalan.
Menabur bunga di atas makam disebut nyekar. Istilah nyekar itu sendiri berasal dari kata dasar: sekar artinya bunga.
Artikel Terkait
Viral Pernikahan Beda Agama di Semarang, Wakil Menteri Agama: Tidak Tercatat di KUA
Bacaan Al Quran Surah Al Falaq Ayat 1-5, Lengkap Teks Arab, Latin dan Terjemah Bahasa Indonesia
Kapan Nisfu Syaban 2022? Perbanyak Amalan Ini dan Bacaan Doa Nisfu Syaban Lengkap Terjemah Indonesia
Viral Pernikahan Beda Agama, Ini Kata Ustaz Buya Yahya
Polemik Pernikahan Beda Agama, Gus Baha Sampaikan Tafsir Ayat ini