Miftahul Ulum, itulah nama pondok pesantren yang terletak di Dusun Lirap, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
Akan tetapi pesantren ini lebih populer dengan sebutan Pesantren Lirap. Lembaga pendidikan Islam yang satu ini dikenal dengan spesifikasi pengajaran ilmu Nahwu Shorof (gramatika bahasa Arab).
Sehingga tak mengherankan jika alumninya rata-rata hafal kitab Nahwu seperti Jurumiyah, Imriti dan Alfiyah di luar kepala.
Menyebut nama Pesanten Lirap tak bisa dilepaskan dari sosok ulama karismastik pada zamannya.
Beliau adalah KH Ibrahim Nuruddin (1825-1931); tokoh pendiri sekaligus pengasuh yang istikamah membina Pesantren Lirap sekitar 44 tahun lamanya.
Baca Juga: Agar Setan dan Jin Takut Masuk Rumah, Ustad Abdul Somad Sarankan Bacaan Ini Sebelum Tidur
Lantas, bagaimana kisah cucu Kiai Ugerjati hingga merintis dan mengembangkan pesantren di wilayah yang dulunya dikenal angker dan wingit itu?
Semasa KH Abdurrahman mengelola Pesantren Al-Huda di Jetis Kutosari Kebumen, beliau dibantu oleh dua putra (Kiai Husein dan Kiai Chasbullah) serta seorang menantu (Kiai Ibrahim).
Menurut pandangan KH Abdurrahman, berkumpulnya tiga kiai muda itu dirasa kurang efektif bagi pengembangan dakwah dan syiar Islam.
Tak lama setelah KH Abdurrahman membeli tanah seluas 300-an ubin di Lirap, beliau memanggil ketiga kiai muda untuk bermusyawarah. Lalu, beliau meminta kesediaan salah satu di antara mereka untuk mengembangkan syiar Islam di Lirap.
Artikel Terkait
Ini 9 Ulama Ahwa yang Menetapkan KH Miftachul Akhyar Jadi Rais Aam PBNU
KH Yahya Cholil Staquf Resmi Terpilih Jadi Ketua Umum PBNU 2021-2016
Pingin Kaya Seperti Ghozali Everyday, Baca Doa dari Habib Novel Alaydrus Setiap Habis Sholat
Agar Setan dan Jin Takut Masuk Rumah, Ustad Abdul Somad Sarankan Bacaan Ini Sebelum Tidur