Oleh Multazam Ahmad, Sekretaris MUI Jawa Tengah, Ketua PW -DMI Jawa Tengah, Ketua Takmir Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah, dan Dosen FBS Unnes
ADALAH ucapan yang gampang dan enak dan sanat familiar ditelinga kita.Akan ketapi sulit di pratikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam menjalani ibadah ramadan di era modern yang hidup serba hedonis, yaitu orientasi kekehidupan hanya untuk mencari kesenangan dan kenikmatan semata.
Seperti, menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, dan kesenangan membeli barang yang serba mahal dan lain sebagainya.
Hal ini jauh lebih berat dan banyak tantangan kita menjalai istiqomah.
Meskipun tidak sedik seorang dai, kiai, maupun ustad sudah menyampaikan.
Baik di kantor, kampus, pesantren, sekolah,dan tempat kerja di manapun kita berada.
Bahkan kita sendiri sering mengucap istilah istiqomah.
Kita memahami bahwa setiap orang ingin menjalani istiqomah. Apa istiqomah itu?
Secara etimologi memiliki makna i’tidal atau lurus.
Artinya sikap konsosten untuk mengerjakan sesuatu dengan lurus,atau usaha untuk melakukan yang baik.
Adapun istiqomah sering dikaitkan sesuatu aktivitas khususnya dalam hal ibadah.
Seperti puasa Ramadhan, sholat, zakat, infak, sedekah, dan lain sebagainya.
Mengapa Allah SWT memberi apresiasi yang besar terhadap manusia yang bisa menjalani istiqomah?
Karena tidak semua manusia bisa untuk melakukannya.
Artikel Terkait
Kilau Kalam: Rendah Hati, Tak Berarti Rendah Diri
Kilau Kalam: Sinau untuk Tidak Berbohong
Kilau Kalam: Mewaspadai Tamak
Kilau Kalam: Mewaspadai Candu Duniawi
Kilau Kalam: Mendulang Keberkahan Rizki