Kilau Kalam: Mewaspadai Candu Duniawi

- Kamis, 30 Maret 2023 | 08:10 WIB
Dr Multazam Ahmad MA, Sekretaris MUI Jawa Tengah dan dosen FBS Unnes. (suaramerdeka.com / dok pribadi)
Dr Multazam Ahmad MA, Sekretaris MUI Jawa Tengah dan dosen FBS Unnes. (suaramerdeka.com / dok pribadi)

Oleh Multazam Ahmad, Sekretaris MUI Jawa Tengah, Ketua PW -DMI Jawa Tengah, Ketua Takmir Masjid Raya Baiturrahman Jawa Tengah, dan Dosen FBS Unnes

HIDUP manusia merupakan sunnatullah, hukum Allah SWT yang bersifat pasti dan tetap berlaku kapan dan di manapun.

Oleh karena itu apa saja yang diraih manusia dalam kecandua dunia tidak luput dari adanya pengawasa.

”Alif Lam Mim. Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan,”Kami telah beriman” dan mereka tidak dijui? Dan sungguh,orang-orang sebelum mereka,Maka Allah SWT pasti mengetahui orang-orang yang dosta” ( QS.Al-Ankabut: 1-3).

Dalam ayat tersebut dapat dimaknai bahwa Allah SWT selalu menguji apa saja yang diraih dalam kehidupan manusia.

Kita sangat mafhum bahwa manusia bisa merasakan dalam kehidupan ada yang berat dan ada yang menyakitkan.

Namun bisa pula dalam kehidupan manusia dengan bentuk kebaikan, kesenangan, kenikmatan yang menyenangkan. Di era sekarang ini manusia tidak luput dari kehidupan tersebut.

Yang terakhir inilah yang perlu kita mewaspadai.

Mengapa kita harus mewaspadai kecanduan dunia? Karena kecanduan dunia bisa membawa lupa diri kepada Allah SWT, kesombongan,dan ketamakan. Dalam Ayat lain dijelaskan,

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan (begitu saja), padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS .at-Taubah: 16).

Dalam ayat tersebut bisa dimaknai bahwa setiap orang yang mengaku beriman tidak akan mencapai hakikat iman yang sebenarnya sebelum ia menempuh berbagai macam ujian.

Ujian itu bisa berupa kewajiban dalam memanfaatkan harta benda, hijrah, jihad di jalan Allah, membayar zakat kepada fakir miskin, menolong orang yang sedang mengalami kesusahan dan kesulitan.

Semua cobaan itu dimaksudkan untuk menguji siapakah di antara mereka yang sungguh-sungguh beriman dengan ikhlas dan siapa pula yang berjiwa munafik.

Selain itu Juga bertujuan untuk mengetahui apakah mereka termasuk orang yang kokoh pendiriannya atau orang yang masih bimbang imanya. Itulah sebabnya Allah menjelaskan,

“Tiap-tiap yang bernyawa itu akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenarnya dan hanya kepada kamilah kamu semua akan dikembalikan” (QS.Al-anbiya:35).

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kemandirian dalam Pernikahan Usia Dini

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:30 WIB

KH Abul Fadhol, Ulama Zuhud Kelahiran Sedan

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:23 WIB

Penamaan Tipologi Masjid di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 18:51 WIB
X