Oleh: Mohammad Farid Fad, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin Kendal, dosen FITK UIN Walisongo Semarang.
DALAM Islam, sifat takabur merupakan dosa purba yang pertama kali ditunjukkan Iblis.
Ia menolak untuk bersujud kepada Nabi Adam ketika diperintahkan oleh Allah SWT dengan alasan karena materinya terbuat dari api sementara Adam tercipta dari tanah.
Dia merasa “tak pantas” jika dirinya bersujud kepada sesuatu yang lebih rendah darinya.
Lalu diusirlah Iblis oleh Allah SWT dari surga (Q.S. 7: 13).
Begitulah, bahaya dari sifat sombong ialah dapat menyebabkan kehancuran diri.
Kita tentu tak asing dengan kisah Qarun, seorang yang kaya raya, hidup pada masa Nabi Musa as.
Dalam Tafsir Ibn Katsir, Ibnu Juraij meriwayatkan bahwa dia adalah Qarun ibnu Yashub ibnu Qahis, sedangkan Musa adalah Ibnu Imran ibnu Qahis.
Hingga beberapa riwayat menyatakan bahwa Qarun tak lain adalah saudara sepupu Musa a.s.
Awalnya ia dikenal sebagai pria yang sholeh dan miskin, sampai dijuluki Al-Munawwir karena suaranya yang bagus saat membaca kitab Taurat.
Atas permintaan Qarun, Nabi Musa mendoakan agar Allah SWT melimpahkan harta benda kepadanya. Dan terkabullah doa Nabi Musa.
Sejak itu, Qarun dikenal sangat kaya raya.
Saking tajirnya, dikisahkan bahwa setiap keluar rumah ia selalu berpakaian mewah, didampingi oleh 600 orang pelayan terdiri atas 300 laki-laki dan 300 pelayan perempuan.
Tak hanya itu, ia juga dikelilingi oleh 4.000 pengawal dan diiringi 4.000 binatang ternak dan 60 ekor unta yang membawa kunci-kunci gudang kekayaannya.
Karena keangkuhannya, Qarun senantiasa memamerkan kepada khalayak Bani Israil.
Artikel Terkait
Kilau Kalam: Flexing, untuk Apa?
Kilau Kalam: Rusak karena Amarah
Kilau Kalam: Puasa Ramadhan dan Hewaniah Manusia