KHM SANUSI adalah ulama yang mula-mula “babad alas” (baca: merintis dakwah) di wilayah Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat.
Lebih dari itu, bahkan hampir semua masjid yang ada di Langensari didirikan atas prakarsa beliau bersama masyarakat setempat.
Bayi mungil Mohammad Sanusi lahir pada Ahad Pon, 10 April 1910 –tepatnya di Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Pada kemudian hari tokoh ini hijrah dan melakukan dakwah di Kota Banjar hingga akhir hayatnya.
Semasa mudanya, HM Sanusi adalah seorang veteran dengan pangkat Letnan. Adapun sang kakak, Samingan, berpangkat Sersan Mayor.
Konon, almarhum masih trah Padjadjaran dari salah seorang panglima di Kerajaan Sumedang. Selain sebagai pejuang, KHM Sanusi adalah ulama panutan dan mursyid Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah (TQN).
Baca Juga: Berkah dan Barokah Shalat Tahajud
Membangun Pasar
Pasar Muktisari yang berada di pusat kota Kecamatan Langensari tak dapat dipisahkan dari kiprah KHM Sanusi. Pasar ini dibuka tahun 1959, semula beroperasi seminggu sekali.
KHM Sanusi merintis usaha di sana bersama empat orang santri tarekat yang berbaiat kepadanya.
Konon, tanah tempat berdirinya pasar adalah tanah milik yang beliau jariyahkan untuk kepentingan umum.
Setelah pasar mulai ramai, KHM Sanusi berhenti berdagang dan lebih fokus berdakwah.
Sebelum pasar berdiri, setiap malam KHM Sanusi bersama beberapa jamaah tarekat berkeliling kampung sambil berdzikir.
Hal itu dijalaninya hingga menjelang Subuh, selama tiga tahun.
Artikel Terkait
Kepemimpinan di Pesantren Bercorak Individual-Kolektif, Berkiblat ke Individual Kiai
Kiai Rifa'i Idris, Penulis Buku Best-Seller dari Cepu Blora
Kiai Umar Bobosan, Pernah Jadi Lurah Pondok Tremas
Kiai "Penghulu" Masruri, Pensiun Dini dan Pilih Mulang Santri
Kiai Muslich Karangsuci, Perintis Kanwil Kemenag RI