SUARAMERDEKA.COM – Menyambut Hari Raya Nyepi pada 22 Maret 2023, ada tradisi Ogoh-ogoh yang sudah sangat identik dengan perayaan tersebut.
Dalam perayaan Hari Nyepi, tradisi Ogoh-ogoh menjadi sebuah pesta yang dilakukan oleh Umat Hindu di Bali.
Ogoh- ogoh adalah sebuah arak-arakan boneka besar dengan bentuk yang menyeramkan layaknya monster jahat.
Baca Juga: Sarasehan Asprov bersama PSSI, Erick Thohir Tawarkan 11 Program Ini
Boneka raksasa ini umumnya terbuat dari perpaduan dari bahan seperti bambu, koran bekas, Styrofoam, kayu, kain, kawat besi, dan cat.
Dalam proses tradisi tersebut, Ogoh-ogoh akan diarak menuju tempat persembahyangan Umat Hindu.
Setelah diarak, kemudian Ogoh-ogoh tersebut akan dibakar.
Baca Juga: Diwarnai Walk Out dan Penolakan, DPR Resmi Sahkan Perppu Cipta Kerja Jadi Undang-Undang
Dikutip dari berbagai sumber, di balik bentuk yang menyeramkan dari boneka Ogoh-Ogoh, ternyata ada makna filosofis tersendiri.
Bisa dibilang Ogoh-ogoh melambangkan makna sifat buruk dari manusia yang dapat mengingatkan masyarakat Bali untuk selalu memperbaiki diri menjadi lebih baik
Rupa Ogoh-Ogoh tersebut menggambarkan kepribadian Bhuta Kala, menurut ajaran Hindu Dharma.
Bhuta Kala sendiri merupakan kekuatan alam semesta dan waktu yang tidak terukur dan tidak terbantahkan
Penggambaran Bhuta Kala ini sebagai bentuk kreativitas dan spontanitas masyarakat untuk memeriahkan upacara, termasuk ketika perayaan menyambut Hari Raya Nyepi.
Bagi Umat Hindu, Ogoh-ogoh memiliki makna yang melambangkan pengakuan atau keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu.
Artikel Terkait
Sejarah Ogoh-ogoh Sambut Perayaan Nyepi
Apa Saja Pantangan saat Nyepi di Bali? Berikut Penjelasannya
Ini Dia Pesan Menag pada Hari Suci Nyepi: dari Pengendalian Diri hingga Larangan Politik Identitas
Tak Cuma Dilarang Menyalakan Api dan Listrik, Ini 4 Larangan Saat Perayaan Hari Raya Nyepi, Apa Saja?
Libur Hari Raya Nyepi dan Awal Ramadhan, 64 Ribu Orang Tinggalkan Jakarta Naik Kereta, Begini Syaratnya