KETERIKATAN pada dunia seringkali membawa manusia pada jurang kehancuran.
Padahal jika disadari, dunia bukanlah tujuan akhir dari perjalanan manusia.
Hal itu menjadi topik utama dalam gelaran Suluk Maleman edisi ke 135 pada Sabtu (18/3) malam kemarin.
Sentilan itu membuat ratusan orang yang hadir maupun menyaksikan secara daring kembali merenungkan perjalanannya.
Anis Sholeh Ba’asyin, penggagas Suluk Maleman mengingatkan jika manusia hanyalah tamu yang didatangkan untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Baca Juga: Kajian Singkat: 4 Keistimewaan Bulan Ramadan bagi Umat Muslim di Seluruh Dunia
Tamu yang baik tentu bukan yang datang kemudian membuat kerusakan.
“Kita hanyalah tamu yang akan pulang ke sangkan paran. Kita hanyalah penyinggah bukan penetap. Jadi tak perlu adigang, adigung, adiguna,” terangnya.
Jika menyadari hanya singgah di dunia, maka manusia tak akan menghabiskan waktunya untuk dunia namun mengejar akhirat.
“Sebaliknya, jika menganggap menetap di bumi, maka akan menganggapnya sebagai rumah."
"Alhasil segala sesuatu akan dihabiskan untuk bumi saja. Padahal satu hari di akhirat seperti 1.000 tahun di bumi. Jadi kenapa kita mengejar untuk yang hanya sebentar?,” satirenya.
Baca Juga: Niat Puasa Ramadhan, dengan Romadhoni atau Romadhona ? Simak Penjelasan Berikut
Menurutnya, bumi hanyalah perantara menuju ke akhirat.
Dengan kesadaran itu maka semua yang dilakukan di bumi harus halalan thayyiban.
Dalam bertindak tidak ngawur. Tidak mengeluh saat diberi cobaan.
Artikel Terkait
Bulan Ramadhan 2023 Tinggal Menghitung Hari, Berikut Ini Beberapa Tradisi Sambut Ramadhan di Indonesia
Sambut Ramadan, Warga Karangrejo Semarang Gelar Festival Anak Shalih untuk Bentuk Generasi Berakhlak Mulia
Kisah Nuaiman Sahabat Nabi, Rasulullah Dibuat Tertawa karena Tingkah Anehnya yang Luar Biasa
Doa Awal Ramadan Menyambut Bulan Berkah, Lengkap Beserta Latin dan Artinya