Karangrejo Bershalawat, NU Ingin Rekatkan Tali Silaturahmi Umat Muslim

- Selasa, 14 Maret 2023 | 05:35 WIB
Ketua Rijalul Ansor PCGP Ansor Kota Semarang KH Muhammad Nurul Huda (duduk tengah) menyampaikan mauidhah saat acara Karangrejo Bershalawat Satu Abad NU, di Lapangan Voli RW 02 Kelurahan Karangrejo Gajahmungkur.  (SM/dok)
Ketua Rijalul Ansor PCGP Ansor Kota Semarang KH Muhammad Nurul Huda (duduk tengah) menyampaikan mauidhah saat acara Karangrejo Bershalawat Satu Abad NU, di Lapangan Voli RW 02 Kelurahan Karangrejo Gajahmungkur. (SM/dok)

SEMARANG,suaramerdeka.com – Ketua Rijalul Ansor PCGP Ansor Kota Semarang KH Muhammad Nurul Huda memimpin Karangrejo Bershalawat

Acara digelar Pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Ranting Karangrejo, di Lapangan Voli RW 02 Kelurahan Karangrejo Gajahmungkur.

Ribuan jamaah yang hadir dalam acara untuk memperingati Satu Abad NU tersebut, hanyut dalam kekhidmatan dengan lantunan shalawat.

Baca Juga: Bocoran Biodata Personel BLACKPINK yang Tampil di GBK Jakarta, Nama Asli, Tanggal Lahir, Zodiak, Hingga Weton

Iringan musik rebana yang dimainkan Grup Rebana Shautul Mahbub beserta tari sufinya, menambah kehangatan dalam untain sair cinta Rasul.

“Allah SWT memerintah kita untuk shalat, tetapi Allah tidak shalat. Begitu pula perintah zakat dan puasa, Allah tidak melakukannya,''

''Tapi dengan shalawat, Allah memerintahkan kita dan Allah pula bershalawat,” kata dia.

Baca Juga: Ramalan Weton 13 Maret 2023, Senin Pahing, Cobalah Sudut Pandang Berpikir Berbeda, Rezeki Datang Tak Diduga

Menurut Pengasuh Santri Ndalan Nusantara tersebut, Karangrejo Bershalawat adalah sangat tepat.

Apalagi acara digelar dalam rangka menyambut Satu Abad NU, sehingga menjadi salah satu wasilah untuk berkhidmat kepada NU.

“Perjuangan kepada NU sangat penting. Karena kita bisa paham hukum agama, kita bisa mengenal Allah, mengenal Nabi kita,''

Baca Juga: Pantas Aglonema dan Lidah Mertua Disebut Pembawa Keberuntungan di Rumah, Ternyata 11 Tanaman Ini Bisa .....

''Beliau yang memberikan syafaat. Semua itu dari ajaran para ulama,” katanya.

Karena itu, lanjut dia, di zaman sekarang yang dikatakan sebagai zaman bubrah, jangan sampai kehilangan panutan atau istilahnya kepaten obor.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X