IMBAS pandemi virus corona (Covid-19) bukan suatu halangan untuk terus beronovasi. Hal inilah yang dilakukan pemilik Sanggar Batik Mutiara Hasta, Rujiman Slamet. Selama menghadapi pandemi ini ia terus berkreasi hingga menciptakan batik bermotif pandemi Covid-19. Bahkan batik yang diciptakanya dilirik sampai pelanggan di luar Jawa, yaitu daerah Lombok.
Batik yang dibuatnya memang cukup menarik. Motif yang dibuatnya persis menyerupai virus korona yang saat ini menjadi momok di masyarakat. Kata Slamet, kecintaan pada batik memang besar. Terbukti ia bisa memiliki sanggar sendiri di Jalan Rogo Jembangan Timur V, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang Semarang. Pria asal Jogja itu menceritakan, awal kedatangannya di Semarang pada 2006. Ketika itu ia dipanggil Dinas Perdagangan Jateng untuk mengajar batik di Semarang.
Dari awal kedatangannya hingga sekarang ia menjadi warga Semarang, dia melihat warga belum terlalu familiar dengan batik . Hingga satu tahun berlalu, pada 2007 ia diberi kepercayaan untuk memberi pelatihan di Kampung Rejomulyo. "Sampai saat ini, saya masih diberi kepercayaan untuk mengajar batik di Balai Latihan Kerja di Kota Semarang," kata Slamet, baru-baru ini.