SEMARANG, suaramerdeka.com - Kemajuan teknologi di era Society 5.0 dan Revolusi Industri, menjadi tantangan dalam bidang kebudayaan. Agar budaya lokal bisa terus eksis, diperlukan edukasi dengan keberlanjutan melalui pengenalan bahasa dalam upaya awal pelestarian.
Hal ini dikemukakan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) 2020, Antonius Suparyatun dalam Musyawarah Besar (Mubes) VIII Permadani di Kampus II Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Minggu (29/11) pagi. Dia mengungkapkan, teknologi yang datang juga bersamaan dengan masuknya budaya asing ke Indonesia.
''Bahasa daerah menjadi sorotan utama dalam pelestarian budaya Indonesia. Melalui bahasa terlebih dulu, generasi muda akan mengenal budaya mereka sendiri. Hal ini juga jadi semangat Permadani, sebagai organisasi masyarakat budaya untuk mengembangkan pelestarian budaya dari akar rumput,'' kata Antonius.