SEMARANG, suaramerdeka.com - Lumbung Pangan Kelurahan Jangli telah menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19 untuk kali keempat. Bantuan tersebut didapatkan dari partisipasi warga mampu di wilayah setempat, dengan didukung yayasan Grow In Care (GIC) Kota Semarang. Sementara bantuan yang berasal dari pemerintah pusat, provinsi dan kota, hanya didapatkan sekali dan telah didistribusikan beberapa bulan lalu. Itu pun jumlahnya ternyata kurang, karena ada ratusan warga tercatat belum menerima bantuan tersebut.
''Lumbung Pangan ini merupakan bagian dari program ''Jogo Tonggo''. Tujuannya untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19, khususnya yang belum mendapatkan bantuan dari Pemkot. Setidaknya, ada 370 warga di Jangli yang belum menerima bantuan paket sembako dari pemerintah. Kegiatan pembagian paket sembako ini dilaksanakan dua pekan sekali, dan ini merupakan kali keempat,'' ujar Lurah Jangli, Maria Teresia, ditemui disela-sela pembagian sembako di RW IV Kampung Pancursari.
Menurut dia, awalnya warga miskin penerima bantuan di Kelurahan Jangli tercatat ada 497 jiwa. Namun, pandemi Covid-19 membuat jumlah warga penerima bantuan meningkat hingga mencapai sekitar 1.100 jiwa. Melalui ''Jogo Tonggo'', warga mampu kemudian turun tangan untuk membantu meringankan warga lainnya yang tengah kesulitan dan membutuhkan. Maria mengaku, jika lumbung pangan Jangli telah berlangsung sejak Mei dan diperkirakan hanya mampu bertahan selama dua bulan atau hingga Juni 2020 saja. Hal tersebut terjadi, karena warga mampu pun ikut merasakan dan menjadi terdampak dari pandemi Covid-19.