SEMARANG, suaramerdeka.com - Pendidik siswa di masa lalu berbeda dengan di masa sekarang, atau yang disebut generasi milenial akibat perkembangan zaman dan teknologi era digital yang begitu pesat.
Kabid Pengembangan SMK Disdikbud Jateng, Hari Wulyanto mengatakan, saat ini para pelajar merupakan generasi millenial. Sedangkan para pendidik merupakan generasi X. Gap tersebut kerap membuat tidak selarasnya proses pembelajaran di kelas.
Generasi millenial, lanjutnya, merupakan generasi siswa yang lahir antara 1980 sampai 2000. Meskipun beberapa siswa millenial telah putus sekolah atau lulus di universitas dan memasuki dunia kerja. Namun sebagian besar dari mereka masih berada di dalam sistem sekolah.
Menurutnya, siswa yang hidup di era millenial menghabiskan 6,5 jam setiap hari untuk membaca media cetak, elektronik, digital, broadcast dan berita. Mereka mendengarkan dan merekam musik, melihat, membuat, dan mempublikasikan konten Internet serta tidak ketinggalan menggunakan smartphone.
“Generasi siswa di era kekinian ini memiliki berbagai macam karakteristik. Mereka suka memegang kendali, tidak mau terikat dengan jadwal tambahan, dan mereka tidak terlalu suka duduk di ruang kelas untuk belajar. Sebaliknya, mereka lebih suka menggunakan teknologi untuk belajar kapan saja, siang, atau malam, melakukan telekomunikasi dari mana saja dan mendefinisikan “keseimbangan” dengan cara masing-masing,” ujarnya, dalam dialog Hot Topic yang digelar di Lobby Gets Hotel Semarang, Senin (2/3)
Hot Topic yang mengusung tema Pemetaan Potensi Anak & Pendidikan Era Millenial itu juga menghadirkan nara sumber Lutvianto Pebri Handoko, CEO AkuPintar.id dengan dipandu mederator Margi Syarif.