YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Tantangan yang dihadapi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) tidak sekadar kebutuhan terciptanya link and match. Dunia pendidikan juga perlu menemukan kembali perannya agar manusia tidak tergantikan oleh kecerdasan buatan.
Hal ini diungkapkan founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal dalam webinar yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV MOE), Sabtu (23/1). Dikatakan Rizal, inisiatif yang berasal dari atas (top down) hasilnya tidak optimal.
"Selama ini banyak upaya kebijakan dari pusat seperti K13, insentif guru, profesi guru, program Sekolah Ramah Anak, dan berbagai inisiatif lain. Tapi hasilnya tidak memberikan efek langsung dalam menghadapi era disrupsi," ucapnya.