Baca Juga: Merapi Masuk Fase Erupsi, Ganjar Pastikan Warga Area Bahaya Sudah Mengungsi
Penyesuaian rekomendasi ini tidak lepas dari aktivitas Merapi yang sejak seminggu terakhir menurun drastis. Laju deformasi misalnya, yang sekarang hanya 0,3 cm per hari atau nyaris berhenti. Kegempaan internal juga anjlok menjadi 27 kali per hari dari sebelumnya yang bisa mencapai ratusan kali gempa.
Demikian pula data gas vulkanik yang saat ini tercatat 600 ppm dengan tren menurun. Potensi erupsi eksplosif juga dinyatakan turun signifikan. "Per 15 Januari 2021, probabilitas erupsi dominan ke arah efusif yakni sebesar 40 persen. Probabilitas erupsi eksplosif dan kubah dalam, menurun signifikan," kata Agus.
Sementara untuk data gempa guguran masih cenderung tinggi yakni 1.056 kali. Kondisi ini dikarenakan Merapi tengah mengalami fase erupsi yang berlangsung sejak 4 Januari 2021. Awan panas guguran juga masih terjadi setelah pertama kali muncul pada 7 Januari 2021. Terakhir, awan panas guguran teramati pada Sabtu (16/1) pagi dengan jarak luncur 1,5 km ke arah barat daya.
Adapun kondisi kubah lava baru yang terbentuk di sektor barat daya tepatnya sekitar tebing Lava1997, saat ini volumenya terukur 47.000 meter kubik. Laju pertumbuhan kubah ini terpantau 8.000 meter kubik per hari. "Volumenya masih tergolong kecil. Jika kubah lava dengan volume sebesar itu runtuh, perkiraan luncuran awan panas yang terbentuk masih dibawah 5 km," kata Agus.