SEMARANG, suaramerdeka.com - Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani menyosialisasikan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Ia berpesan kepada setiap warga negara agar selalu menjaga keutuhan bangsa.
Sosialisasi tersebut dinilai penting terkait keberadaan Pancasila yang menjadi kalimatun sawa (titik temu/kata sepakat).
Titik temu yang dimaksud yakni antara umat Islam dari segala kelompok, islam keras, moderat, abangan, kejawen, dan lain-lain.
Baca Juga: Gus Ubed: Jangan Pertentangkan Alquran dengan Pancasila
"Pancasila seiring reformasi tetap menjadi asas tunggal, tetapi tidak dipaksakan. Kita harus tetap konsisten dengan empat pilar," kata Arsul saat menyosialisasikan empat pilar kebangsaan di aula kantor DPW PPP Jateng, Jl Karanganyar Tugu, Semarang, Sabtu (27/2).
Menurut Arsul, menerapkan Pancasila bukan berarti tidak boleh memperjuangkan syariat Islam. Bagi PPP, memperjuangkan nilai-nilai syariat Islam sesuatu yang wajib. Partai berlambang kakbah itu tetap konsisten menolak investasi minuman keras.
"Kami tegas menolak investasi miras walaupun untuk lima provinsi, karena bertentangan dengan syariat Islam, yang mana menjadi perjuangan PPP selama ini. Kita sebagai warga Indonesia, soal berbangsa sudah sepakat," jelasnya.
Ia meminta setiap warga negara agar tidak terpengaruh dengan paham-paham yang bisa merubah konsensus atau kesepakatan bangsa.
"Kewajiban setiap kader memperjuangkan syariat Islam, namun masih dalam kerangka NKRI, bukan untuk merubah bentuk negara," paparnya.
Baca Juga: Pancasila Sudah Final Jadi Dasar NKRI
Adapun narasumber dalam kegiatan ini selain Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, juga dihadiri pelaksana kegiatan Forum Pemuda dan Mahasiswa Peduli Umat Jawa Tengah, sejumlah tokoh PPP seperti ketua DPW PPP Jateng, para kiai, aktivis mahasiswa dan pemuda serta kader PPP.
