Warga NU Kedunbanteng Tolak Nama SMP Diponenegoro 3 Diubah, Pasang Spanduk Penolakan di Depan Sekolah

- Kamis, 2 Februari 2023 | 22:00 WIB
Sejumlah warga nahdiyin dari Kecamatan Kedungbanteng memasang spanduk berisikan penolakan perubahan status SMP Diponegoro 3 menjadi sekolah Al Azhar, Kamis (2/2/2023). (SM/Agus Wahyudi)
Sejumlah warga nahdiyin dari Kecamatan Kedungbanteng memasang spanduk berisikan penolakan perubahan status SMP Diponegoro 3 menjadi sekolah Al Azhar, Kamis (2/2/2023). (SM/Agus Wahyudi)

BANYUMAS,suaramerdeka.com -Sejumlah warga nahdiyin (Nahdlatul Ulama/NU) Kecamatan Kedungbanteng menolak perubahan status nama SMP Diponegoro 3 yang berada di wilayah setempat, Kamis (2/2/2023).

Aksi penolakan dilakukan dengan cara memasang sejumlah spanduk dan poster yang berisikan nada penolakan dan kecaman di depan sekolah.

Di antaranya bertuliskan, aset SMP Diponengoro 3 dibeli dari dengan uang warga NU Kedungbanteng, aku tidak butuh Al Azhar, Diponengoro saklawse.

Baca Juga: Cara Mengatasi 5 Hama Aglonema yang Bikin Gemes, Bikin Hati Ngenes

Pertahankan SMP Diponengoro sebagai aset warga NU. A; Azahar bukan NU. Kemudian spanduk besar bertuliskan, warga NU Kedungbanteng dengan tegas menolak perubahan statusSMP Diponegoro menjadi SMP Al Azhar.

Anggota DPRD Banyumas asal Kedungbanteng, Imam Santosa yang ikut di lokasi pemasangan spanduk mengatakan, apa yang ditolak warga NU Kedungbanteng tidak terkait kehadiran Al Azhar.

Namun yang ditolak adalah perubahan status SMP Diponegoro 3 menjadi sekolah Al Azhar.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sagitarius, Scorpio, Libra, Kamis 2 Februari 2023, Cinta Sejati Tidak Mudah Dicari

"Kenapa warga nahdiyin Kedungbanteng menolak, karena asal usul dari SMP Dipenongero ini berasal dari sumbangan warga NU. Ini hasil iuran Rp 1.000, Rp 2.000 hngga Rp 1 juta, yang akhirnya berdiri bangunan sekolah, yang diawali dari adanya wakaf tanah dari pak H Bagio," terangnya.

Wakaf tanah itu, katanya, awalnya sekitar 127 atau 130 ubin, dan sekolah mulai dibangun tahun 1970-an. Dalam perkembangannya sekarang sudah mencapai 6.000 meter persegi lebih.

Jumlah siswa saat awal-awal berdiri sekitar 100 oang dan sekarang sudah meningkat lebh dari 265 siswa. Salah satu tokoh perintis yang memperjuangkan dari nol berdirinya SMP tersebut adalah Faidurohman.

Baca Juga: Bukan Dikta ? Punya Weton Senin Legi, Artis Enzy Storia akan Cocok Berjodoh dengan Sosok Ini

"Secara organisasi ini dibawah naungan NU dan dikelola oleh Yayasan Al Hidayah. Karena ada informsi bahwa empat bulan lagi statusnya sudah berubah ke Al azhar, yang katanya sudah diawali MoU dengan pihak Yayasan Al Hidayah, maka tadi (kemarin-red), warga NU Kedungbanteng mulai bergejolak (menolak), diawali memasang spanduk," tandas wakil
rakyat dari PKB ini.

Menanggapi aksi tersebut, Ketua Yayasan Al Hidayah SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng, Imam Parikesit mengatakan, masalah tersebut sedang
diselesaikan baik-baik. Supaya tidak simpang-siur, pada saatnya akan dijelaskan secara terbuka.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X