Baca Juga: Kaesang Beri Mahar Rp 300 Ribu pada Erina Gudono, Ternyata Ini Makna di Baliknya
Sementara itu, anggota tim peneliti perancangan aplikasi dari Sintasis G1.0 yang sekaligus dosen Udinus, Arif Kurniadi, M.Kom., mengungkapkan alat ini dikembangkan sebagai tindak lanjut dari aplikasi sistem informasi pengambilan keputusan TB.
Sebelumnya, aplikasi tersebut diimplementasikan di wilayah Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah.
Pada saat ini, alat Sintasis G1.0 diluncurkan dengan mampu membaca indikator sensor saturasi oksigen dan detak jantung.
“Pengembangan akan terus dilakukan dan ke depannya alat ini akan dikembangkan dengan menambah sensor indikator berupa suhu tubuh, GPS Tracker untuk tracing pasien, dan tingkat stres,”
Beberapa waktu lalu, Sintasis G1.0 telah disosialisasikan secara langsung di lingkungan Dinas kesehatan Kabupaten Sukoharjo dan sebagai langkah untuk dalam pemantauan pasien TB di wilayah tersebut.
Sintasis G1.0 merupakan alat hasil dari Matching Fund Vokasi Kedaireka Tahun 2022 dari Kemendikbudristek.
Pada program tersebut Prodi D-3 Rekam Medis dan Informasi kesehatan (RMIK) Udinus bersama dengan industri.***
Artikel Terkait
FEB Udinus Siapkan Mahasiswa Hadapi Transformasi Digital, Hadirkan Pakar Akuntan
Majukan Pertanian, Udinus Memberi Pelatihan Drone Lewat Pelatihan Kedaireksa
Pomnas XVII: Atlet Udinus Sukses Sumbang 10 Medali untuk Jawa Tengah
Rektor Udinus Ajak Para Wisudawan Bisa Beri Kontribusi bagi Kemajuan Indonesia
Startup e-Marketplace Ikan Air Tawar Udinus psariwak Di Kendal