SEMARANG, suaramerdeka.com - Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia yang diperingati setiap Oktober, dinilai sebagai momen tepat untuk memperkuat literasi dalam berbahasa di era digital.
Dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Dr Asropah menuturkan, teknologi informasi saat ini memang kerap dimanfaatkan untuk menunjang dan mempermudah aktivitas atau pekerjaan.
Peruntukan teknologi ini tak hanya dalam konteks media pembelajaran, namun juga untuk komunikasi dalam keseharian, baik pada ranah media sosial maupun aplikasi perpesanan.
Baca Juga: Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi Dikembangkan, UPGRIS Libatkan BBPMP Provinsi Jateng
Karena itu, dia meminta kepada masyarakat, terlebih kalangan pelajar maupun mahasiswa untuk bijak dalam menggunakannya.
"Terpenting adalah menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Artinya sesuai dengan tempatnya, kapan menggunakan bahasa formal, kapan menggunakan nonformal," kata dekan.
Pada sisi lain, dia juga tak memungkiri, keberadaan platform media sosial yang beragam, memunculkan istilah atau bahasa yang lebih kekinian.
Baca Juga: Inagurasi, Momen Gali Potensi Mahasiswa Baru UPGRIS
Istilah tersebut tak jarang lebih familier dibanding bahasa formalnya. Istilah itu juga terkadang bisa berasal dari serapan bahasa asing, bahasa daerah maupun akronim dari beberapa kata.
"Walapun sebenarnya istilah-istilah baru itu sebetulnya tidak merusak bahasa. Sebaliknya malah memperkaya bahasa. Itu tidak masalah sepanjang disampaikan pada momen yang tepat," jelasnya.
Artikel Terkait
Lulusan Disiapkan Hadapi Dunia Kerja, UPGRIS Lepas 1.134 Wisudawan
Implementasi Kurikulum Baru, Lulusan UPGRIS Dibekali Sertifikat Kompetensi
Bahas Hasil Riset, Tiga Profesor Luar Negeri Hadiri Konferensi Internasional UPGRIS
Inagurasi, Momen Gali Potensi Mahasiswa Baru UPGRIS
Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi Dikembangkan, UPGRIS Libatkan BBPMP Provinsi Jateng