"Saya tidak bisa mengatakan turun karena saya tidak bisa menyajikan data statistik. Tapi yang jelas hampir mayoritas menggunakan Bahasa Indonesia," sambungnya.
Menurutnya pendidikan pertama dimulai dari keluarga.
Orang tua mengajarkan Bahasa Jawa kromo inggil kepada anak-anak di rumah, meskipun para orang tua dulu mungkin tidak mendapatkan pengajaran berbahasa Jawa kromo inggil dari orang tuanya sebelumnya.
Jadi memang tidak semudah membalikkan tangan, sebab ada rasa lebih prestis ketika Bahasa Indonesia pengajaran diajarkan atau dipraktikkan rumah dibanding dengan Bahasa Jawa.
Baca Juga: Gareth Bale Umumkan Kepindahan ke Los Angeles FC, Dikontrak 12 Bulan
"Menurut kami anak-anak yang sudah terbiasa berbahasa Jawa kromo inggil di rumah itu mereka lebih santun," terangnya.
Ia berharap melalui revitalisasi bahasa Jawa ini, para pakar dapat merumuskan persoalan bahasa daerah sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Nantinya para pakar tersebut dapat membuat terobosan, salah satunya buku yang dapat menjadi acuan bersama.
Buku tersebut berfungsi untuk pengayaan, baik di dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, maupun di sekolah untuk mencari referensi yang valid.
"Kami berharap di tangan para ahli semakin meningkatkan minat belajar Bahasa Jawa sekaligus melestarikan bahasa Jawa di Jateng," imbuhnya.***
SIMAK INFORMASI SUARAMERDEKA.COM SELENGKAPNYA DI GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
Bahasa Jawa Menjadi Pintu Masuk Pendidikan Karakter
Demi Pemartabatan Bahasa Indonesia, Pemprov Dukung Balai Bahasa Jawa Tengah
Ngaku 'Iso' Bahasa Jawa, Livy Renata Sebut 'Asu Koe' ke TikTokers Katak Bhizer
Mengaji dengan Kiai Sholeh Darat, Kartini Beri Ide Al-Qur'an Tafsir Bahasa Jawa Pertama di Asia Tenggara
Daftar Judul Tema Halalbihalal Hari Raya Idul Fitri dengan Bahasa Jawa