Persentase Pengajaran Bahasa Jawa di Rumah Masih Kecil, Perlu Pembiasaan dan Kesadaran

- Senin, 27 Juni 2022 | 08:48 WIB
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Hasanah menyampaikan materi dalam acara revitalisasi bahasa daerah di Hotel Patra Jasa Semarang. (suaramerdeka.com/Siswo Ariwibowo)
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Hasanah menyampaikan materi dalam acara revitalisasi bahasa daerah di Hotel Patra Jasa Semarang. (suaramerdeka.com/Siswo Ariwibowo)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Persentase pengajaran Bahasa Jawa bagi anak-anak di rumah di wilayah Jawa Tengah terbilang masih kecil.

Setidaknya baru sekitar 25 persen pengajaran Bahasa Jawa di rumah menjangkau anak-anak di Jateng, sisa 75 persennya mengajarkan Bahasa Indonesia.

Keterangan tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Uswatun Hasanah saat acara revitalisasi bahasa daerah Jawa di Hotel Patra Jasa, Minggu 26 Juni 2022.

"Kalau saya menelitinya tujuh tahun yang lalu mungkin kondisinya tidak jauh berbeda. Apalagi ada kewajiban wajib berbahasa Inggris, mengapa tidak ada wajib berbahasa Jawa," kata Uswatun Hasanah.

Baca Juga: Cek Asmara Zodiak Hari Ini 27 Juni 2022: Virgo Isi Ulang Romansa, Cancer Pendam Kecewa, Leo Menuntut?

Turut hadir di acara revitalisasi bahasa daerah, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Daerah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Iwa Lukmana, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng Ganjar Harimansyah, dan lainnya.

Menurutnya, kondisi ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, termasuk dinas pendidikan dan kebudayaan bagaimana agar Bahasa Jawa dapat diajarkan di lingkungan keluarga (anak-anak, orang tua).

Masih menurut Uswatun Hasanah, belajar Bahasa Jawa tidak hanya soal bagaimana berbahasa secara verbal.

Namun lebih dari itu, Bahasa Jawa berkaitan erat dengan muatan lokal juga pendidikan karakter, misalnya melalui dolanan-dolanan, lagu-lagu Jawa dan lainnya.

Baca Juga: Hari Ini 27 Juni 2022 Masuk Weton Senin Wage, Intip Rahasianya dari Penjabaran Primbon Jawa

"Teman-teman di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa supaya di-breakdown (digali dan dikembangkan) dalam pendidikan karakter yang bisa diambil," terangnya.

Dijelaskannya, ada beberapa langkah dalam menyikapi hal tersebut. Pertama melalui optimalisasi MGMP dengan menyusun bahan ajar sesuai dengan kurikulumnya.

Kedua, menjalin kerja sama dengan forum/lembaga bahasa daerah yang telah memiliki banyak pakar-pakar Bahasa Jawa, khususnya untuk sesorah maupun menulis aksara Jawa sendiri.

"Ada tantangan di lapangan, seperti kesadaran diri dan pembiasaan. Kami tidak bisa masuk di rumah, kecuali hanya sekadar menyarankan," kata Uswatun Hasanah.

Baca Juga: Asmara Zodiak Hari Ini 27 Juni 2022: Sagitarius Diperebutkan, Fase Menarik Libra, Scorpio Awas Kecurangan!

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X