SEMARANG, suaramerdeka.com — Kalangan perguruan tinggi harus siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan society 5.0 yang sudah di depan mata, dengan semangat perubahan, profesionalisme dan memperhatikan aspek kamanusiaan.
Harapan itu disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani S.TP., M.T, pada kuliah umum civitas akademika Universitas Wahid Hasyim (UNWAHAS) Semarang di Aula Gedung Dekanat lantai 6 pada Rabu, 20 April 2022.
“Perguruan Tinggi harus menyiapkan SDM dengan ketrampilan mengajar dan melakukan riset-riset sesuai dengan kebutuhan era revolusi industry dan society 4.0”, kata Dhani sapaan akrabnya.
Dihadapan ratusan mahasiswa, Guru Besar UIN Sunan Gunungdjati Bandung mengingatkan kendatipun revolusi industry 4.0 didukung kemajuan teknologi yang kuat, aspek manusia harus menjadi perhatian utama.
Baca Juga: Ini 15 Link Nonton Film Gratis Terbaru 2022 Pengganti LK21, Layarkaca21 dan IndoXXI
Dhani menganggap Society 5.0 bukan kelanjutan dari era 4.0, karenanya kita yang hidupm di abad ini harus tetap menjadi profil manusia yang humanis dengan meletakan kemanusiaan di atas segalanya.
Lebih lanjut Dirjen Pendis menerangkan kemajuan Pendidikan Islam harus memadukan antara perkembangan era industry 4.0 dengan society 5.0. Kita bisa mengendalikan teknologi sebagai penunjang kemajuan umat manusia dan manusia jangan sampai dijadikan budak oleh teknologi.
Untuk itu civitas akademika Unwahas kata Dhani harus menguasai 5 hal agar sukses di abad ini, yaitu emosional, intelektual, fisikal, sosial dan humanisme.
Pada kesempatan itu Dirjen Pendis menyampaikan komitmennya untuk memperkuat jalinan kerjasama dengan Unwahas untuk kemajuan Pendidikan Islam.
Baca Juga: Ga Usah Nunggu 30 April 2022, Siaran TV Digital Sudah Bisa Dinikmati, Begini Caranya
Utamanya tri darma perguruan tinggi, pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Rektor Universitas Wahid Hasyim Prof. Mudzakkir Ali, MA menyampaikan terimakasih atas kehadiran Bapak Dirjen Pendis di Kampus Aswaja.
Hadirnya Dirjen Pendis seakan menyambung rantai silaturrahmi, karena ayahanda beliau Prof. Dr. Cecep Syarifuddin adalah salah satu tokoh yang ikut andil berdirinya Unwahas sekitar tahun 1999-2001.
Baca Juga: Diduga Dilecehkan Tri Suaka dan Zinidin Zidan, Andika Kangen Band Unggah Pesan Tentang Kesederhanaan
“Karena ayahandanya sering ke Unwahas, jadi putranya harus lebih sering dan lebih memberikan manfaat untuk kemajuan kampus NU ini,” harap Mudzakir di sambut tawa peserta kuliah umum.
Artikel Terkait
Mahasiswa Unwahas Pamerkan Produk Kerupuk Cangkang Telur
Kelola Pendidikan Farmasi, Ganjar: Unwahas Diinginkan Berkontribusi Besar Bagi Bangsa
IPMAFA Pati-Unwahas Jalin Kerja Sama
Harumkan Almamater, Mahasiswa Unwahas Juara Porseni FKPTKIS 2022
Tuan Rumah Pembukaan Gerakan Santri Menulis 2022, Unwahas Mantapkan Posisi Jadi Kampus Aswaja