JAKARTA, suaramerdeka.com - Penurunan aktivitas fisik masyarakat, gangguan pola makan anak, serta kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kandungan gula garam lemak merupakan faktor yang berkontribusi pada tiga masalah gizi (triple burden of malnutrition) keluarga di Indonesia.
Ketiga masalah gizi tersebut adalah kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan kekurangan zat gizi mikro dengan anemia.
Jika tidak ditangani secara baik dan sesegera mungkin, hal ini akan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis di kemudian hari.
Salah satu penyebab sulitnya mengatasi masalah gizi keluarga adalah tingkat literasi gizi masyarakat yang masih rendah.
Hal itu turut didukung oleh minimnya penelitian yang dapat menjadi referensi peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Selain itu, dari sisi kuantitas pun peneliti Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga.
Sebagai perbandingan, jumlah peneliti per 1 juta populasi di Malaysia mencapai angka 7.000, diikuti Singapura dengan angka 2.590.
Baca Juga: Kelihatannya Mudah, Cuma Utak Atik Remote, Bisa Menyaksikan Siaran TV Digital Tanpa Set Top Box
Sementara, Indonesia hanya berada di angka 1.071 dengan populasi penduduk yang cukup besar.
Artikel Terkait
Fakultas Kedokteran Undip Pacu Penelitian dan Publikasi yang terindeks Scopus.
Dirjen Nakes Kemenkes Dorong Hilirisasi Hasil Penelitian Perguruan Tinggi
Belum Ada Penelitian yang Buktikan Air dalam Galon Polikarbonat Berbahaya
Cara Stek Tanaman Tingkat Keberhasilan Tinggi dari Penelitian, Siap Praktek Jaminan Akar Lebat Waktu Singkat
LPPM UPGRIS Diseminasikan Hasil Penelitian