''Kampus kesehatan seperti Unimus telah banyak mengirimkan lulusan bekerja di mancanegara. Hal yang perlu disiapkan juga mengenai pemahaman mendalam tentang penguasaan bahasa internasional. Kelemahan lulusan Indonesia yang ingin bekerja di mancanegara rata-rata pada persoalan bahasa asing,'' tambah dia.
Baca Juga: Setiap Hari Paskah Selalu Ada Tradisi Telur Paskah, Ini Sejarah dan Maknanya
Dari sisi kompetensi kemampuan alumnus perguruan tinggi Indonesia berada di atas lulusan kampus dari berbagai negara di ASEAN.
Selain membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul, perhatian kampus dapat diwujudkan melalui pendirian pusat kajian atau pusat informasi untuk semakin memberikan pemahaman mengenai kiprah Pekerja Migran Indonesia.
Hal ini tentunya dengan didukung penuh oleh institusi seperti BP2MI.
Baca Juga: Lama Tak Muncul di Jagad Musik Pop, Audy Item Comeback dengan Singel 'Tobat'
Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani mengatakan devisa negara yang diterima dari pekerja migran Indonesia total nilainya mencapai Rp 159, 6 Triliun.
Sumbangan ini menjadi nomor dua terbanyak di bawah perolehan devisa dari minyak dan gas (migas). Menurutnya peluang bekerja di luar negeri terbuka lebar termasuk untuk mereka lulusan dari perguruan tinggi.
Artikel Terkait
Tingkatkan Pencapaian Akreditasi, FT Unimus Perkuat Mutu Perkuliahan
Peluang Besar, BP2MI Gandeng Kampus Persiapkan Pekerja Migran Indonesia
Target Penempatan Pekerja Migran, 12 Ribu CPMI Segera Berangkat ke Korea Selatan