5 Dosen Sekolah Vokasi Undip Meneliti Pemisahan Kandungan Kafein dalam Teh Hijau

- Jumat, 1 April 2022 | 11:22 WIB
dosen Sekolah Vokasi Undip meneliti pemisahan kandungan kandungan kafein dalam teh hijau. (foto: dok Sekolah Vokasi Undip)
dosen Sekolah Vokasi Undip meneliti pemisahan kandungan kandungan kafein dalam teh hijau. (foto: dok Sekolah Vokasi Undip)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Saat ini di Indonesia banyak makanan yang di-mix (dicampur) dengan teh hijau (Green Tea) seperti donat, es krim, semua jenis bakery (roti) hingga martabak.

Tujuannya agar produk makanan olahan yang hasil campuran dengan teh hijau dapat menyehatkan ketika dikonsumsi bahkan bisa mengurangi kandungan lemak.

Pemahaman itu dilandasi pengertian bahwa teh hijau mengandung antioksida, antiradang dan antikanker yang baik untuk menjaga kesehatan tubuh.

Baca Juga: Harga Pertamax Resmi Naik Jadi Rp 12.500 - Rp 13.000 per Liter, Warganet : Semoga April Mop

Sehingga ketika dikonsumsi akan memberi manfaaat seperti mencegah penyakit jantung dan stroke, menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah diabetes bahkan bisa menurunkan berat badan serta manfaat lainnya.

Namun, harus dicermati bahwa produk makanan yang sudah dicampur dengan teh hijau memiliki efek samping ketika dikonsumsi terlalu banyak.

Salah satunya adalah menyebabkan rasa perih pada perut bahkan tidak baik bagi para penderita maag yang akut.

Baca Juga: Astra Motor Jateng Ajak Jurnalis dan Blogger Ikuti Rolling City dengan All New Honda Vario 160

Hal ini dikarenakan di dalam teh hijau mengandung kamponen kafein yang tidak baik dikonsumsi secara berlebihan, bahkan juga tidak baik dikonsumsi pada anak-anak dan manula.

Dari hasil observasi inilah, lima orang dosen Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) meneliti bagaimana efek kafein dari teh hijau bisa dminimalisasi.

Kelima dosen yang melakukan penelitian adalah M Endy Yulianto ST MT, Dr Eng Vita Paramita ST MM MEng, Dr Ir Eflita Yohana MT dan Dr Dada Rohdiana.

Baca Juga: Rekomendasi Hotel Bintang 5 nan Mewah di Bandung

Penelitian yang diberi judul “Komersialisasi Produk Monopolifenol Teh Hijau Bebas Kafein Sebagai Inkorporasi Functional Food Melalui Teknik Inaktivasi Enzimatis” ini difokuskan untuk memisahkan teh hijau dengan komponen kandungan kafein.

“Karena di dalam teh hijau selain ada komponen kandungan kafein ada juga kandungan tanin dan polifenol yang cukup tinggi. Kandungan tanin dan polifenol inilah yang banyak manfaatnya ketika dikonsumsi tanpa efek samping seperti mencegah kanker, penyakit jantung, stroke, diabetes dan lainnya. Inilah yang kemudian menjadi fokus teman-teman dalam penelitian ini dengan harapan dapat menghasilkan teh hijau yang berkualitas. Sehingga nantinya ketika dibuat makanan fungsional atau functional food siapapun bisa dimakan tanpa khawatir efek samping,” kata M Endy saat dihubungi tim humas, Jumat (1/04/2022).

Diungkapkan, untuk proses pemisahannya sendiri dilakukan pengembangan produk bubuk teh hijau berkadar kafein rendah melalui inaktivasi enzimatis dengan menerapkan proses blanching serta menerapkan proses nanoenkapsulasi powder teh hijau bebas kafein dan berkadar polifenol tinggi menggunakan biopolimer liposom dengan menerapkan proses pengering sembur.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X