SEMARANG, suaramerdeka.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Kurikulum Merdeka, namun dalam pelaksanaannya, kurikulum tersebut sifatnya opsional.
Hal tersebut dinyatakan oleh Widyaprada Ahli madya LPMP Jateng, Alif Noor Hidayati, dalam Webinar Pergunu Kota Semarang, Sabtu, 26 Maret 2022.
“Implementasi kurikulum ini kan opsional, tidak seperti dulu diberlakukan langsung serentak di seluruh satuan pendidikan, tapi ini opsional dari bapak dan ibu sekolah panjenengan,” ujar Alif.
Baca Juga: Bukan di LK21 atau IndoXXI, Ini Link dan Cara Nonton Film Jakarta vs Everybody di Bioskop Online
Dengan diberikannya opsi, menurutnya akan menunjukkan greget pelaksana atau sekolah, Sehingga mereka melakukan pilihannya apapun konsekuensinya.
Menurut Alif ada tiga keunggulan keunggulan dari kurikulum amun kurikulum yang sebelumnya juga dikenal sebagai Kurikulum Prototipe tersebut.
“Pertama, lebih sederhana dan mendalam, yaitu fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan,” sambungnya.
Kedua, lebih merdeka, bagi peserta didik tidak ada program peminatan di SMA, sehingga peserta didik bebas memilih pelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasinya.
Baca Juga: Mulai 100 Ribuan, Ini Daftar Merek dan Harga Set Top Box (STV) TV Digital Anjuran Kominfo
Untuk guru hanya mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Artikel Terkait
Kurikulum Merdeka Baru Diluncurkan, Guru: Lebih Fleksibel dan Bisa Berkreasi Secara Maksimal
Kurikulum Merdeka Diluncurkan, Ini 3 Keunggulannya
Nadiem Makarim Luncurkan Kurikulum Merdeka, Mengapa Harus Memilih Jika Bisa Keduanya
Kurikulum Khusus, Solusi Disparitas Tenaga Kesehatan Daerah Tertinggal
Kurikulum Ruh Pembelajaran Tingkat Paling Dasar hingga Bangku Kuliah