SEMARANG, suaramerdeka.com - Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) bergandengan tangan dengan IAIN Kudus, serta asosiasi pondok pesantren atau Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PWNU Jawa Tengah menginisiasi penyelenggaraan program Sekolah Akuntansi Pesantren (SAP) 2022.
Menurut Rektor Unwahas, Prof Dr Mudzakkir Ali, pada saat pembukaan acara di Gedung Rektorat Sampangan, program semacam ini strategis membantu pondok pesantren terhindar dari kesalahan membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.
"Sebagaimana diketahui perhatian negara dewasa ini besar terhadap pondok pesantren. Seiring diterbitkannya UU 18/2019 Tentang Pesantren dikucurkan anggaran pemberdayaan pondok pesantren. Mengelola keuangan negara tentu tidak mudah dan butuh pertanggungjawaban besar," kata Mudzakkir Ali selaku Rektor Unwahas.
Perhatian besar negara semacam ini butuh diikuti mempersiapkan sumber daya manusia mumpuni di bidang manajerial dan pengelolaan pondok pesantren.
Baca Juga: Tinju Holywings: Paris Pernandes 'Salam dari Binjai' Tumbangkan Jekson Karmela
Kampus melalui program SAP 2022 berkeinginan memberikan kontribusi terhadap hal itu.
Wakil Rektor IAIN Kudus/ Direktur SAP, Dr Noorhadi, menambahkan pesantren tidak boleh terjebak risiko dan kesalahan dalam mengelola keuangan yang bersumber dari negara.
Alasan itu juga yang menjadikan pelatihan untuk pembukuan keuangan dan kewirausahaan bagi para santri ini sangat penting.
Wakil Ketua RMI Jateng, Fadlullah Turmudzi, mengakui kalangan pondok pesantren butuh tenaga terampil dan ahli di bidang akuntansi.
Artikel Terkait
Pesantren Terafiliasi Teroris, Benarkah?
Ini Penyebab Kebakaran Pesantren di Karawang yang Mengakibatkan 8 Santri Tewas
Polemik Wayang Mirip Ustaz Khalid Basalamah di Pesantren Ora Aji, Ini Tanggapan Gus Miftah
Pesantren di Karawang Kebakaran, 8 Santri Tewas
Pesantren dan Madrasah: Lembaga Pendidikan Tangguh di Masa Pandemi