JAKARTA, suaramerdeka.com - Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam menyebut ada beberapa hal yang dapat dilakukan mendorong akselerasi riset di perguruan tinggi.
Pertama, ia menekankan perlu adanya kolaborasi antara kampus dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan lembaga-lembaga riset di luar perguruan tinggi.
Menurutnya, untuk menyiapkan pool talenta inovasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan program Kampus Merdeka untuk memperkuat riset, atau sebaliknya, memanfaatkan riset untuk memperkuat Kampus Merdeka.
Baca Juga: Welas Asih dan Pemberani, 5 Weton Ini Dipercaya Paling Dilindungi Khodam Sunan Kalijaga
Ia menyebut BRIN siap membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk melakukan riset di pusat-pusat riset di berbagai daerah di Indonesia.
"Target kita di tahun 2022, paling tidak ada 10 ribu mahasiswa yang akan menjadi peneliti dan pengabdi pada masyarakat," ujarnya dalam acara Launching Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2022, Senin (13/12).
Nizam menjelaskan bahwa penyusunan panduan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (P2M) dilakukan untuk melakukan penyesuaian pelaksanaan P2M di perguruan tinggi sesuai Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dan perkembangan regulasi yang ada.
Sejalan dengan program Kampus Merdeka Kemendikbudristek, program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat pun disinergikan dengan program pengembangan talenta inovasi masa depan.
Baca Juga: Pidato di Universitas Indonesia, Menlu AS Anthony Blinken Sindir Agresivitas China
"Melalu program Kampus Merdeka seperti riset, mahasiswa membangun desa, atau studi mandiri, diharapkan dapat diintegrasikan dengan program-program P2M," harapannya.
Kedua, melalui program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) juga dapat dimanfaatkan untuk mendorong mahasiswa S1 yang potensial dapat secara akselerasi melanjutkan ke jenjang S3 melalui bimbingan para profesor dan peneliti unggul. Ketiga, Nizam juga menyebut program-program P2M dapat disinergikan melalui program Master dan Doctor by Research.
"Program ini juga menjadi area untuk menyiapkan para peneliti muda baik dari BRIN, lembaga-lembaga penelitian maupun perguruan tinggi agar bisa agar dapat melakukan riset leading to Ph.D yang bekerja sama dengan perguruan tinggi unggul dan pusat-pusat riset nasional," jelasnya.
Adapun skema pendanaan P2M di perguruan tinggi di tahun 2022 dibagi ke dalam 3 skema. Pertama, skema matching fund melalui Kedaireka bagi riset-riset yang sudah siap dihilirisasi ke industri.
Artikel Terkait
Udinus Jawab Permasalahan Pandemi Melalui Konferensi Peneliti iSemantic 2021
Di Hadapan Peneliti 5 Negara, Rektor UPS Tegal Ajak Ubah Pola Pikir Hadapi Pandemi
BRIN Minta Peneliti Tingkatkan Kualitas Riset, Jadi Solusi bagi Masyarakat