Dukung Kegiatan New Normal di Kawasan Pariwisata, ITS Kembangkan Sistem Pengendalian Prokes Berbasis AI

- Minggu, 21 November 2021 | 11:55 WIB
ITS kembangkan sistem pengendalian prokes di era new normal untuk pariwisata. (foto: dok ITS)
ITS kembangkan sistem pengendalian prokes di era new normal untuk pariwisata. (foto: dok ITS)

SURABAYA, suaramerdeka.com - Pandemi Covid 19 yang masih belum usai membuat manusia di era sekarang tidak dapat hidup dengan cara-cara yang lama.

Namun dituntut untuk selalu adaptif dalam menghadapi pandemi ini dengan cara mematuhi protokol kesehatan di dalam kondisi new normal.

Bagi perguruan tinggi seoerti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), new normal tidak sekadar memakai masker, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan.

Baca Juga: Masuk Lima Besar PTM, Unimus Lahirkan Kaum Intelektual Perguruan Tinggi

Namun lebih dari itu, ITS mengambil peran aktif dalam upaya memberikan inovasi teknologi dalam rangka mendukung kegiatan new normal

Salah satu bentuk inovasi tersebut adalah menciptakan sistem pengendalian protokol kesehatan (prokes) berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang digunakan dalam menerapkan protokol Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSES) di kawasan pariwisata.

Sistem ini memiliki alat yang komprehensif dalam pelaksanaan protokol kesehatan.

Baca Juga: Mahasiswa Sastra Indonesia Undip Bicara Ketimpangan Gender di Masyarakat Jawa, BRIN Beri Apresiasi

Karena meliputi perangkat untuk deteksi suhu badan (thermal detection), perangkat pengenal wajah (face recognition), perangkat untuk mendeteksi kerumunan (physical distancing detection), perangkat untuk menutup atau membuka portal pintu masuk lokasi wisata (access gate), alarm untuk memberikan tanda ketika terdeteksi pengunjung yang mempunyai suhu di atas normal dan pengunjung yang dikenali pernah terinfeksi Covid-19.

Selain itu sistem ini juga dilengkapi dengan dashboard yang dapat menampilkan berbagai instrumen yang diperlukan untuk mengendalikan kerumunan dan jumlah pengunjung. 

Cara kerja alat ini pun cukup canggih. Pertama, pengunjung yang akan memasuki daerah pariwisata akan dipantau deteksi suhu dan pengenalan wajah melalui kamera.

Baca Juga: FB UKSW dan FSG UiTM Jalin Kerja Sama dan Kolaborasi Pengembangan Perguruan Tinggi

Tidak semua pengunjung yang bersuhu normal bisa masuk leluasa ke dalam wilayah pariwisata, karena selain deteksi suhu, pengunjung juga harus lolos dalam deteksi wajah.

Jika ditemukan pengunjung bersuhu normal, namun dalam deteksi wajah tercatat pernah terpapar Covid-19 maka alarm akan berbunyi, sehingga petugas bisa mendeteksi lebih dini untuk penanganan lebih lanjut. 

Tidak hanya berhenti di situ, sistem ini juga memiliki dashboard yang memiliki fungsi untuk menampilkan jumlah pengunjung.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X