Kemendikbudristek Wacanakan Izinkan Pembelajaran Luring Semua Jenjang

- Minggu, 14 November 2021 | 13:44 WIB
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Dr Paristiyanti Nurwardani (tengah). (suaramerdeka.com/dok)
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Dr Paristiyanti Nurwardani (tengah). (suaramerdeka.com/dok)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Kementrian Pendidikan Tinggi Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mewacanakan mengizinkan proses pembelajaran tatap muka atau luring untuk semua jenjang, sekolah maupun perguruan tinggi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek, Dr Paristiyanti Nurwardani menegaskan, berdasarkan arahan Mendikbudristek, Nadiem Makarim, wacana tersebut akan diberlakukan mulai Januari 2022 mendatang.

Syarat utamanya, sekolah atau perguruan tinggi berada di wilayah dengan status PPKM level 1-3.

Adapun wilayah dengan status PPKM level 4, pemerintah sejuah ini belum memberikan izin untuk pembelajaran luring.

Baca Juga: Permendikbudristek No 30 Tahun 2021 Masih Jadi Sorotan, Begini Bunyinya

"Januari 2022, seluruh sekolah dan perguruan tinggi direncanakan sudah bisa melakukan pembelajaran luring dengan kapasitas maksimal 50 persen bagi daerah dengan level PPKM 1-3," ungkapnya usai memberikan arahan pada kegiatan program pertukaran mahasiswa Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) di Universitas PGRI Semarang (Upgris), Minggu, 14 November 2021.

Ia mengungkapkan, program pertukaran mahasiswa dalam negeri tersebut akan berkelanjutan.

Tahun depan pemerintah berencana meningkatkan kapasitas dua kali lebih besar, baik dari sisi anggaran maupun kuota mahasiswa.

Sementara itu, Rektor Upgris, Dr Muhdi mengemukakan, melalui program ini, mahasiswa akan tumbuh sebagai individu intelektual, serta terbangun rasa persatuan sekaligus jiwa nasionalisme.

Baca Juga: Tak Kalah dengan Minyak Olahannya, Ternyata Buah Zaitun Miliki Manfaat Kesehatan

"Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga soft skill dan wawasan kebangsaan. Mereka diharapkan bisa memanfaatkan program ini secara baik," ujarnya.

Menurutnya, melalui Modul Nusantara, mahasiswa juga dikenalkan beragam budaya dan kesenian di tempat mereka belajar, termasuk dalam hal destinasi wisata.

Muhdi menyebut, tahun ini pihaknya menerima 76 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi.

Sebanyak 64 diantaranya menjalani pembelajaran tatap muka, selebihnya secara daring.

Baca Juga: Penyakit Diabetes Juga Bisa Menyerang Anak-anak, Kenali Gejalanya

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Terkini

X