YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Sebagai lembaga pendidikan, pesantren terdiaspora, dan memiliki berbagai model pendidikan.
Ada pesantren yang formal dan non-formal, ada yang mengikuti kurikulum nasional, ada yang tidak; ada yang salafiyah, ada yang modern.
Sebagaimana tidak ada standar bagi kelembagaan pesantren, tidak ada pula kurikulum yang menyatukan pesantren.
Pernyataan tersebut disampaikan, Hilmy Muhammad, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dalam Webinar Nahdlatul Ulama dan Pendidikan Pesantren di D.I. Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni (IKA) UNY sebagai bagian dari diskusi dwi minggu Karangmalang Education Forum ke-13 pada Selasa, 2 November 2021.
Baca Juga: Tekan SDM Rendah Kompetensi, Remaja Perlu Diberi Ruang Selesaikan Perkuliahan
"Model pendidikan pesantren berbeda-beda. Ada yang formal dan non-formal, ada yang mengikuti kurikulum nasional, ada yang tidak; ada yang salafiyah, ada yang modern. Tergantung pada kecenderungan dan keahlian pengasuhnya. Ini menjadi salah satu tanda kemandirian pesantren," kata salah satu pengasuh Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta itu.
Upaya membuat kurikulum bersama sudah pernah dilakukan Ikatan Persatuan Pesantren di bawah NU atau Rabithotul Ma’ahid al-Islamiyyah (RMI), bahkan semenjak tahun 1990-an, tidak pernah bisa berhasil dikarenakan bermacam-macamnya model pesantren dan kurikulumnya.
Oleh sebab itu, lanjut pria yang akrab disapa Gus Hilmy tersebut, standar setiap pesantren juga berbeda, baik dari pendidik, kurikulum maupun lulusannya.
Meski demikian, tutur Gus Hilmy, terdapat materi ajar (kitab kuning) yang dipelajari di pesantren.
Baca Juga: Dosen FE USM Beri Pelatihan Pembuatan Sabun Deterjen Cair Ramah Lingkungan
Seperti dalam ilmu fiqh menggunakan Safinatun Najah, Fatkhul Qarib, Kifayatul Akhyar, dan lain sebagainya.
"Di luar itu, sekarang banyak pesantren yang menggabungkan kurikulum nasional dan kurikulum pesantren. Dan hasilnya luar biasa," ujar Wakil Rois Syuriah PWNU DIY tersebut.
Gus Hilmy mencontohkan, dari hasil kolaborasi dan adaptasi kurikulum tersebut, banyak santri yang meraih piala dalam berbagai kejuaraan seperti olimpiade, baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.
Tak sedikit pula yang mendapatkan beasiswa tanpa tes di perguruan tinggi ternama.
Baca Juga: Yuk Simak Keberuntungan Tiga Weton ini di Bulan November
Artikel Terkait
DPRD Jateng Tetapkan APBD 2022 dan Pembentukan Raperda Pesantren
Peringatan Hari Santri 2021: Perpres Pendanaan Pesantren Jadi Kado Istimewa dari Presiden
Hari Santri Nasional, Publik Diajak Aktif Kawal Pembahasan Perda Dana Pesantren
Wapres Berharap Santri dan Pesantren Bisa Kembangkan Program Dukungan dari Pemerintah
Lima Anak Artis Ini Pernah Mengenyam Kehidupan Pesantren, Berikut Daftar Namanya