JAKARTA, suaramerdeka.com - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B. Prasajo menegaskan, tidak ada pemberitaan yang lepas dari pendidikan atau edukasi. Politik, olahraga, ekonomi atau pemberitaan apapun.
"Hampir semua lini memiliki dimensi pendidikan," kata Imam, saat Webinar Fellowship Jurnalisme Pendidikan yang diselenggarakan Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan, Rabu, 27 Oktober 2021.
Di bidang politik kita bisa mengambil angel pendidikan. Di olahraga, bagaimana kita membangun sportivitas, membangun ketangguhan.
Baca Juga: Aksi Demo di Peringatan Sumpah Pemuda, Massa: Cabut UU Omnibus Law atau Jokowi Mundur
Menurutnya, kita saja yang sudah terlanjur terjebak dalam segmentasi bidang. Jadi menganggap bahwa pemberitaan politik, olahraga maupun ekonomi bukan berbicara tentang pendidikan.
"Semuanya itu pendidikan, karena basis utamanya adalah value," tegas Imam.
Pria kelahiran Purwokerto, Jawa Tengah ini mencontohkan, angel pendidikan dari bidang pengabdian masyarakat.
Seorang penggerak masyarakat yang hanya tamatan SMA, mengajari ibu-ibu untuk menggalang kerajinan dari eceng gondok. Ia memperoleh 1.5 juta order kerajian dari IKEA.
Baca Juga: Bulan Bahasa Dipandang Mampu Pererat Nasionalisme Bangsa
"Ia keliling ke kampung-kampung menghimpun warga dan mengajari mereka memberdayakan" ungkapnya.
Meski pendidikan terbatas, tapi ia mampu menggerakan masyarakat dan mengembangkan kerajinan dari eceng gondok.
"Saya malu kalau melihat orang-orang seperti itu, dibanding peran yang saya lakukan selama ini," aku Imam.
Ia juga mengisahkan, seorang guru ngaji di Sukabumi yang sangat sederhana. Namanya Pak Asep. Ia sukses budidaya ikan Koi dan eksport.
Baca Juga: Tantangan Jurnalis di Era Digital, Imam B. Prasojo: Jurnalis Harus Ciptakan Realitas Baru
Ia juga mengajari anak-anak dan masyarakat untuk ikut budidaya ikan Koi.
Artikel Terkait
PTM Terbatas, Tantangan Baru bagi Guru dan Siswa
Tantangan Jurnalis di Era Digital, Imam B. Prasodjo: Jurnalis Harus Ciptakan Realitas Baru