JAKARTA, suaramerdeka.com - Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas harus tetap diiringi dengan upaya serius dalam mencegah penyebaran kasus Covid-19.
Termasuk dengan memperhatikan riwayat kesehatan peserta didik dan tidak mewajibkan ikut PTM bagi mereka yang memiliki penyakit bawaan atau anggota keluarga dengan penyakit bawaan.
“Sangat dianjurkan apabila sekolah-sekolah melakukan pemetaan untuk mengidentifikasi peserta didik serta orang tua/anggota keluarga yang memiliki penyakit bawaan ini. Mereka yang teridentifikasi sebaiknya tidak diwajibkan untuk mengikuti PTM,” tegas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Latasha Safira.
Kemendikbud-Ristek dan Dinas Pendidikan juga wajib memastikan bahwa sekolah-sekolah yang mengikuti PTM terbatas memiliki fasilitas dan sanitasi yang lengkap dan baik serta para guru dan stafnya sudah tervaksinasi lengkap.
Baca Juga: Dolar Menguat untuk Sesi Kedua Berturut-turut Usai Kenaikan Imbal Hasil Obligasi
Sekolah, menurut Latasha, perlu memastikan terpenuhinya beberapa persyaratan dalam SKB 4 menteri.
Yaitu ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, akses kepada fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker, adanya alat pengukur suhu thermogun dan pemetaan warga satuan pendidikan.
Perlu pemeriksaan secara masif terkait pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah, terutama terkait dengan check-list dari pemerintah.
Pemeriksaan juga perlu dilakukan per klaster sekolah untuk mengetahui mengapa muncul kasus Covid-19 di sana.
Baca Juga: Salah Paham soal Isu Klaster PTM Terbatas, Mendikbudristek Ungkap 3 Miskonsepsi
Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengambil langkah preventif untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sekolah.
“Pemerintah harus memprioritaskan vaksinasi untuk guru dan pemerintah tetap perlu memperhatikan bagaimana sekolah dapat mengimplementasikan protokol kesehatan yang baik dan benar. Siswa yang turut serta dalam PTM terbatas disarankan untuk divaksinasi untuk mendukung upaya preventif dalam memvaksinasi guru,” tambah Latasha.
Vaksinasi guru (dan siswa) sangat penting untuk menjalanakan PTM secara aman.
Risiko penularan Covid-19 menjadi semakin besar karena siswa dan guru berada dalam satu lokasi sehari penuh dan vaksin merupakan langkah preventif untuk melindungi mereka dari risiko tertular Covid-19, terutama di sekolah sekolah yang tidak memiliki sarana sanitasi/fasilitas pelayanan kesehatan.
Sekolah-sekolah yang melaksanakan PTM juga wajib menerima bimbingan dari Kemendikbud-Ristek dan Dinas Pendidikan setempat terkait dengan blended learning.
Artikel Terkait
WHO dan Unicef Sarankan PTM Kembali Dibuka, Berikut 3 Langkah yang Harus Dipersiapkan Sekolah
Muncul Klaster PTM, Opsi Vaksin Booster Bagi Tenaga Pendidik Perlu Dipertimbangkan
PTM di Kota Semarang, Lima Siswa dan Dua Guru Terpapar Covid-19
Ini strategi Menkes Cegah Klaster Covid-19 di Sekolah saat PTM
Nadiem Makarim Sebut Data Pemicu Miskonsepsi Terkait Klaster PTM dari Satuan Pendidikan belum Diverifikasi