Hadir dengan Konsep Baru, L300 Jadi Backbone Kendaraan Niaga

SEMARANG, suaramerdeka.com - Mitsubishi New Colt L300 resmi diperkenalkan untuk pasar Indonesia secara virtual pada 28 Juni lalu.

Hendro S Abadi, Head of Central Java Section Sales PT Mitsubishi Motors Kramayudha Sales Indonesia (MMKSI) mengatakan Jateng merupakan pasar potensial L300.

"Dalam satu bulan kami bisa menjual 280 sampai 290 unit di Jawa Tengah, angka tertinggi di wilayah Kedu yang bisa mencapai 63 unit perbulan," ujarnya dalam acara yang bertajuk “New Colt L300 5uper Launch – Customer Gathering” di Hotel Grand Candi, Semarang, baru-baru ini.

L300 telah menjadi backbone kendaraan niaga ringan Mitsubishi Motors di mana model ini terus menunjukkan performa penjualan yang positif dan selalu mempertahankan posisinya sebagai market leader.

Baca Juga: Bulan Muharram Akan Tiba, Baca Doa Akhir dan Awal Tahun Lengkap dengan Arti Serta Tata Cara

Di Semarang, model ini memiliki pangsa pasar sebesar 68 persen dan telah berkontribusi sebesar 13 persen terhadap penjualan nasional MMKSI.

Dengan munculnya generasi terbaru L300 ini ia menyebut banyak pelanggan yang sudah menunggu hingga inden kendaraan tersebut.

"Tentu dengan pembaruan ini kami berharap performa penjualan juga akan meningkat," tambahnya.

Senada, Alfa Wijaya Selaku Chief Operation Officer PT Sun Star Motor juga optimis konsep baru New Colt L300 akan tetap dinanti para pecintanya.

Baca Juga: Hoki Emas 3 Zodiak di Akhir Juli 2022, Siap-siap Ketiban Rezeki Besar, Hidup Bahagia Kaya Raya

"Secara umum L300 ini sudah melegenda meski terjadi perubahan spek tapi kostumer loyalis selama 40 tahun itu sudah banyak sekali, karena kontribusinya 68 persen," tuturnya.

Pikup legendaris Mitsubishi terbaru ini hadir dengan mengusung pembaruan standar gas buang Euro 4.

Yang membuat New Colt L300 harus menggunakan standar bahan bakar minyak (BBM) dengan kandungan sulfur yang rendah.

Idealnya menggunakan Dexlite, atau Pertamina Dex, dengan begitu akan lebih ramah lingkungan dari polusi yang dihasilkan dari sisa pembakaran.

"Jadi kalaupun ada perubahan sedikit itu lebih daripada menghitung awal untung rugi kalau pakai bio solar dengan lebih banyak maintenance nya dibanding pakai dexlite," kata Alfa.