Digital University sebagai pembelajaran Kuliah Masa Depan

- Jumat, 23 Desember 2022 | 12:55 WIB
DR. Adrian Adhiatma SE, MM, Dosen Fakultas Ekonomi Unissula. (suaramerdeka.com / dok)
DR. Adrian Adhiatma SE, MM, Dosen Fakultas Ekonomi Unissula. (suaramerdeka.com / dok)

MARAKNYA pembelajaran daring atau online yang diipilih insititusi Pendidikan di tanah air paska Covid-19 dua tahun terakhir adalah salah satu cara mengurangi learning loss akibat ditutupnya perguruan tinggi selama 4 semester.

Beberapa hasil kajian menunjukkan bahwa mode pembelajaran daring mengakibatkan tidak terpenuhinya capaian pembelajaran mata kuliah (CPMK), yang berefek pada kurang terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan (CPL).

Pada perguruaan tinggi, hal ini tentunya akan mengurangi kualitas lulusan, tuntutan kompetensi di dunia industri tidak tercapai sehingga banyak lulusan yang menganggur.

Kondisi seperti ini bak dirasa keluar dari mulut harimau dan masuk ke mulut buaya, yaitu berkurangnya learning loss akibat pandemi tetapi memunculnya learning loss akibat penggunaan tehnologi digital pada mode pembelajaran daring yang kurang sesuai.

Baca Juga: Gak Punya STB, Pria Ini Tetap Bisa Nonton Siaran TV Digital Puluhan Channel Pake HP Tok! Set Top Box gak Laku

Sinyal terputus, sinyal yang tidak stabil pada waktu kuliah, mata kuliah yang tidak bisa mencapai capaian pembelajaran mata kuliah adalah beberapa catatan kekurangan perkuliahan daring selama ini.

Model ini biasa kita sebut sebagai pembelajaran synchronous learning, pembelajaran dimana mahasiswa dan dosen saling tatap muka dalam kelas pada waktu yang bersamaan.

Pembelajaran synchronous learning seperti pembelajaran di kelas yang menggunakan media aplikasi zoom, google meet, Webex dan banyak lagi lainnya, memerlukan keahlian dosen yang tinggi dalam mengoperasionalkan teknologi digital agar sama seperti ketika pembelajaran secara luring di kelas.

Kemampuan yang harus dimiliki dosen antara lain adalah seperti kemampuan berbicara berkomunikasi menggunakan media digital dengan mahasiswa, kemampuan mengoperasikan minimal software powerpoint, word, excell.

Baca Juga: Semakin Banyak Tempat Wisata di Kabupaten Semarang, Siap Sambut Libur Natal dan Tahun Baru

Belum lagi menggunakan software whiteboard, mengatur virtual background agar mahasiswa tidak gagal fokus, mengoperasikan audio dan visual effect.

Kemudian, yang menjadi tantangan adalah membangkitkan suasana kelas agar academic atmosphere di seluruh mahasiswa sebagai audience.

Yang paling utama kemampuan mengendalikan diri selama minimal 100 menit (setara 2 SKS) duduk dan berbicara terus menerus dan tetap fokus dengan suasana kelas virtual.

Baca Juga: Mudik Natal dan Tahun Baru, Penumpang KAI Naik Signifikan: Perhatikan Aturan Vaksin Terbaru dan Datang Awal

Beberapa pakar kesehatan mengatakan ada batas tubuh manusia untuk menahan sesuatu dalam waktu yang lama seperti di depan komputer atau laptop hanya 1-2 jam per hari.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tarik Ulur Proporsional Terbuka dan Tertutup

Selasa, 21 Maret 2023 | 08:51 WIB

Mixue, Es Puter dan Es Tung Tung

Sabtu, 18 Maret 2023 | 21:42 WIB

Jalan Terjal Menuju Pemilu 2024

Sabtu, 11 Maret 2023 | 13:15 WIB

HUT Ke-73 Tahun Suara Merdeka: Adaptif-Inovatif

Sabtu, 11 Februari 2023 | 05:40 WIB

Satu Abad Nahdlatul Ulama

Selasa, 7 Februari 2023 | 13:34 WIB

Berharap pada Media Massa, Mungkinkah?

Senin, 30 Januari 2023 | 11:30 WIB

Medical Tourism, Indonesia Mengejar Ketertinggalan

Kamis, 19 Januari 2023 | 20:37 WIB

Kotak Suara Berbahan Dupleks untuk Pemilu 2024

Rabu, 18 Januari 2023 | 11:12 WIB

PR Penanganan Banjir

Senin, 9 Januari 2023 | 08:48 WIB

Program Pena Kemensos Dorong Perekonomian Masyarakat

Rabu, 28 Desember 2022 | 15:34 WIB
X