Kegamangan Penyelenggaraan Pesta Olahraga

Red
- Selasa, 29 Juni 2021 | 01:07 WIB
Tajuk Rencana
Tajuk Rencana

Penyelenggaraan kejuaraan olahraga di tengah pandemi Covid-19 memunculkan kegamangan. Gambaran itu juga terasa dalam suasana menjelang pelaksanaan Olimpiade 2020 di Tokyo.

Pesta olahraga terakbar sejagat yang seharusnya digelar tahun lalu itu akan dibuka pada 23 Juli. Ajang tersebut dijadwalkan berlangsung 17 hari. Sebagian atlet yang bakal berlaga telah berada di Jepang. Tim bulu tangkis direncanakan menjadi bagian yang terawal berangkat dari kontingen Indonesia.

Mereka akan meninggalkan Tanah Air pada 8 Juli untuk kemudian menjalani pemusatan latihan di Kumamoto. Para pemain bulu tangkis negeri ini pernah merasakan kepahitan dalam mengikuti kejuaraan di tengah pandemi. Tim yang sudah berada di Birmingham untuk mengikuti All England tidak diperbolehkan tampil seiring adanya penumpang sepesawat yang terinfeksi Covid-19.

Sesuai prosedur yang berlaku di Inggris, mereka harus diisolasi dan mengikusti tes ulang Covid-19.

Meskipun peristiwa itu menjadi kontroversi, kontrol dari pemerintah atau lembaga bentukannya terhadap pelaksanaan kejuaraan olahraga memang menjadi keharusan. Namun, pemerintah juga perlu memperhatikan dinamika keolahragaan.

Dalam Olimpiade 2020, Pemerintah Jepang telah mengizinkan kedatangan para penonton lokal.

Arena-arena pertandingan di berbagai kota bisa diisi hingga 50 persen dari kapasitas, dengan batas maksimal sepuluh ribu penonton.

Di benua yang berbeda, saat ini juga sedang dilaksanakan kejuaraan sepak bola prestisius.

Di Eropa berlangsung Euro 2020, sedangkan di Amerika Selatan digelar Copa America 2021. Dua turnamen itu terselenggara dalam suasana berbeda. Karena Piala Eropa dilaksanakan di berbagai negara, tingkat penyebaran yang berbeda membuat izin menghadirkan penonton juga berlainlainan. Sedangkan Brasil sebagai tuan rumah Piala Amerika memutuskan penggemar tidak boleh hadir di stadion.

Penonton memang bagian yang tidak bisa terpisahkan dari olahraga. Tetapi, pandemi yang belum bisa dipastikan kapan akan berakhir membuat kedudukannya terpaksa tergeser.

Yang perlu didahulukan adalah penyelenggaraan kejuaraan secara relatif terkendali dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Kegamangan penyelenggara sebenarnya perlu, dalam arti kehatihatian tidak boleh luntur sedikit pun.

Namun, acara yang sudah terjadwal juga perlu untuk tetap dilaksanakan. SEA Games juga telah menjadi arena mematangkan atlet-atlet Asia Tenggara untuk bersaing ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu Asian Games dan Olimpiade.

Indonesia perlu untuk memperjuangkan SEA Games tetap terselenggara sesuai jadwal, dengan meminta panitia mengadaptasi apa yang dilakukan Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo.

Bila Olimpiade masih mengizinkan penonton langsung di stadion, bisa saja PON tetap tanpa penonton. Begitu pula SEA Games XXXI di Vietnam.

Editor: Teguh Wirawan

Tags

Terkini

Pancasila dan Imajinasi Ke-Indonesia-an

Jumat, 2 Juni 2023 | 08:10 WIB

Gelombang Budaya Glam dalam Musik Pop

Rabu, 31 Mei 2023 | 21:01 WIB

Pro Kontra Masyarakat Soal Coldplay

Sabtu, 20 Mei 2023 | 16:26 WIB

Kualitas Terselubung Gus Yaqut

Sabtu, 13 Mei 2023 | 08:24 WIB

Kemajuan Iptek di Dunia Islam

Kamis, 11 Mei 2023 | 17:41 WIB

Elektabilitas PPP dan Duet Ganjar-Sandi

Jumat, 28 April 2023 | 08:45 WIB

Muruah Kopiah Ganjar

Rabu, 26 April 2023 | 11:24 WIB

Pansos Demi Popularitas

Rabu, 26 April 2023 | 05:20 WIB

Kenapa Orang Suka Berpuasa?

Senin, 24 April 2023 | 20:43 WIB

Pemilu: Partai Kebobolan, Rakyat Kemalingan

Minggu, 23 April 2023 | 07:54 WIB
X