SEJARAH mencatat setiap zaman selalu ada bukti yang menyatakan bahwa perempuan tidak sejajar dengan laki-laki.
Perempuan seakan-akan menjadi entitas yang diperlakukan tidak manusiawi.
Ketika Islam datang sekitar tahun 570 M, dan keadaan dunia saat itu memposisikan perempuan secara rendah.
Bangsa Yunani menyebutkan, perempuan di Yunanai dianggap sebagai sumber segala penderitaan dan musibah.
Baca Juga: Kemenkominfo: Siaran TV Digital Bakal Jangkau Kawasan Blank Spot TV Analog
Tidak hanya Yunani bangsa Romawi pun memiliki slogan “ikat mereka (Perempuan) dan jangan lepas” bahkan mereka ada kontes khusus yang bernama Fakuaro yakni mempertontonkan aurat wanita.
Bangsa Arab Jahilyah, tempat di mana Rasulullah dilahirkan, memperlakukan wanita lebih biadab lagi.
Anak boleh mengawini ibunya. Jika melahirkan bayi perempuan maka dianggap hal yang memalukan.
Fenomena sejarah tersebut merupakan masa-masa kelam perlakuan terhadap kaum perempuan pra-Islam.
Baca Juga: Ngaji Milenial: Belajar dari Ali Banat
Artikel Terkait
Minyak Goreng, Sembako dan Politik Pangan
Ber-NU dan Ber-PKB: Mencontoh Gus Yusuf Chudlori
Demokrasi Pengelolaan Laut
Kegundahan Pengusaha Angkutan Barang di Tengah Penerapan ETLE
Persiapan Jelang Mudik Covid-19