PEMERINTAH resmi mengumumkan mudik diperbolehkan bagi masyarakat musim Lebaran 2022. Tentu berita ini melegakan masyarakat yang sudah menahan diri selama 3 tahun tidak menjenguk sanak keluarga di kampung halaman.
Pemerintah Jawa Tengah memprediksi sebanyak 21,3 juta orang akan masuk ke Jawa Tengah saat Lebaran 2022. Lamanya masa cuti lebaran yang sudah diumumkan, yaitu 29 April-6 Mei, tentu menambah motivasi para perantau untuk pulang kampung.
Bagi pemerintah ini akan menjadi tantangan tersendiri. Dua tahun masa pandemi mengubah banyak hal terkait dengan persiapan mudik.
Tantangan pertama terkait antisipasi aspek kesehatan. Masih rendahnya cakupan vaksin ketiga di Indonesia menambah kerepotan bagi para pemudik dan pihak-pihak terkait.
Pemerintah masih menerapkan peraturan bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang bebas tanpa wajib testing hanya berlaku bagi calon pemudik yang sudah vaksin ketiga.
Bagi PPDN yang baru melaksanakan vaksin kedua dan pertama, wajib melakukan test antigen dan atau RT–PCR. Ini tentu harus diiringi dengan persiapan yang yang detail, baik fasilitas maupun sumber daya pelaksana.
Selain itu, masih adanya banyak masyarakat di pedesaan yang belum melaksanakan vaksin. Hal bisa menjadi faktor risiko bagi mereka jika kedatangan para tamu pemudik yang berasal dari berbagai daerah.
Kita tidak boleh kecolongan. Kesiapan fasilitas kesehatan dan sarana-prasarana penunjang kehatan, misalnya oksigen, harus disiapkan untuk mengantisipasi kejadian luar biasa.
Kedua, kondisi sarana-prasarana transportasi. Dua tahun masa pandemi dilihat dari dunia pelayanan transportasi merupakan masa sulit. Minimnya mobilitas masyarakat berimplikasi pada kesulitan operasional dan perawatan kendaraan.
Artikel Terkait
Pentingnya Manifest Muatan Barang
Minyak Goreng, Sembako dan Politik Pangan
Ber-NU dan Ber-PKB: Mencontoh Gus Yusuf Chudlori
Demokrasi Pengelolaan Laut
Kegundahan Pengusaha Angkutan Barang di Tengah Penerapan ETLE