ISU konflik di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo tiba-tiba mengemuka dan viral di media sosial dan media cetak serta elektronik mulai dari lokal hingga nasional.
Hal ini semakin mendapat perhatian publik ketika terjadi peristiwa bentrok, yang diwarnai rekaman dugaan kekerasan terhadap warga yang tidak setuju atau kontra terhadap penambangan quary batuan andesit.
Berbagai macam informasi kemudian berseliweran terutama di sosial media, baik kontra maupun pro adanya rencana pengukuran tanah yang akan dimanfaatkan oleh tambang untuk keperluan pembangunan Waduk atau Bendungan Bener.
Baca Juga: Begini Akibat dari Sifat Mudah Goyah Weton Rabu Pon Neptu 14
Simpang siur tersebut setidaknya ada dua atau tiga isu, pertama adalah terkait penolakan warga terhadap pembangunan Waduk atau Bendungan Bener.
Kedua, bentrok karena warga menolak pengukuran lahan untuk tambang Batuan Andesit yang akan digunakan oleh pemerintah untuk suplay bahan konstruksi bendungan maupun keduanya yaitu penolakan terhadap Pembangunan Bendung atau Waduk Bener dan Penambangan Quary Batuan Andesit.
Sebenarnya apa yang terjadi di Wadas, harus dapat dilihat secara komperehensif.
Baca Juga: Gampang Tersinggung, Itu Kelemahan Rabu Pon Neptu 14
Hal ini tidak hanya untuk menangani konflik yang muncul tetapi juga untuk mencari jalan keluar atau jalan tengah terhadap permasalahan yang ada atau sedang dihadapi.
Sehingga sebelum mencari titik temu, perlu penjelasan lebih mendalam mengenai apa yang sebenarnya terjadi agar publik benar-benar dapat mengetahui dan masyarakat, serta pemerintah dapat lebih jernih melihat persoalan.
Artikel Terkait
Polda Jateng Tegaskan Tak Ada Penetapan 3 Warga Wadas Jadi Tersangka
Silaturahmi dengan Warga Wadas, Ganjar Pranowo Dihadiahi Pete hingga Durian
Kembali Bersilaturahmi dengan Warga Wadas, Ganjar: Saya Izin Kembali untuk Nginap
Ganjar Mendatangi Wadas untuk Minta Maaf dan Berdialog Cari Solusi Bersama: Sehari Kurang
Konflik Wadas, Fatayat NU Jateng Dampingi Ibu dan Anak yang Alami Trauma