KEBHINEKAAN atau keragaman bangsa Indonesia tidak hanya berkaitan dengan unsur wilayah, suku, budaya, adat istiadat dan agama saja.
Melainkan juga menyentuh wajah dan pengalaman pengelola masyarakat dan komunitas berbasis adat istiadat juga. Salah satu wajah pengelolaan dimaksud didapati di Negeri-Negeri Kota Ambon.
Sebelum pengaruh serta kepentingan dari bangsa-bangsa Barat masuk ke wilayah Maluku, keberadaan dan penyelenggaraan pemerintahan kesultanan dan pemerintahan adat telah dikenal.
Umumnya, Negeri yang pemerintahan berbasis penyelenggaraan adat terdapat di pulau Ambon dan pulau-pulau sekitarnya. Pemerintahan berbasis penyelenggaraan adat terdiri sifatnya berdiri sendiri-sendiri dan tidak merupakan satu kesatuan. Mengapa?
Karena masing-masing Negeri yang ada saat ini memiliki sejarah dan perkembangan dalam mengatur dan mengelola kehidupan bersama mereka dengan bersendikan adat dan hukum adat yang telah disepakati.
Termasuk, memilih pemimpinnya, diatur dan dikelola, masing-masing berdiri sendiri. Oleh karena itu, Negeri dijuluki dorpsrepubliken (republik desa) dengan seorang pemimpin yang dipilih.
Tidak ada di antara Negeri itu yang saling membawahi. Dieter Bartels (2017) menyebut negeri sebagai kampung republik yang diperintah oleh Badan Saniri negeri yang umumnya disebut sebagai Saniri saja.
Meskipun di antara Negeri tidak merupakan satu kesatuan tetapi selalu ada relasi dekat dan ketat dengan aktualisasi adat.
Relasi yang menjadi adat dan tradisi di antara mereka tersebut dikenal sebagai pela dan atau gandong (C.M. Pattiruhu dkk, 1997).
Adat dan tradisi pela dan gandong merupakan warisan budaya dari masyarakat Maluku Tengah, khususnya masyarakat adat di Pulau Seram, Ambon dan Kepulauan Lease.
Artikel Terkait
Jenazah Mayat Terbungkus Plastik di Kawasan Hutan Grobogan diambil Keluarga
Revitalisasi Hutan Kota Krobokan, 200 Bibit Ditanam Setiap Jumat
Ajakan Warga Mangunan Jaga Hutan lewat Tradisi Kenduri
Ini Wisata Hutan Mangrove di Papua, nggak Kalah Apik dengan Raja Ampat
Peneliti Jerman Tentang Penanganan Kebakaran Hutan Dianugerahi Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo