Tembang Pagebluk Menyulap Bagong Menjadi Konten Kreator

- Selasa, 16 November 2021 | 08:15 WIB
Ki Totok Pamungkas (tengah) bersama kelompoknya. (suaramerdeka.com / dok)
Ki Totok Pamungkas (tengah) bersama kelompoknya. (suaramerdeka.com / dok)

DALAM hitungan menit, suara sirene ambulans terus meraung hilir mudik di jalan raya.

Siapa lagi mereka yang jadi korban Covid-19? Itulah atmosfer keseharian sekitar lebih dari setahun ini.

Haru biru pun terasa menyesaki dada. Antara sedih, cemas, putus asa, paraonia, dan kosong tanpa harapan, dirasakan Ki Totok Pamungkas, salah seorang pekerja seni tradisi yang namanya cukup kondang di Jawa Tengah.

Kondisi ini sangat antitesis dengan perangainya yang periang, kocak, cerdas dan banyak ide.

Sungguh ia layaknya "mesin penghibur" di panggung seni tradisi seperti wayang orang atau ketoprak.

Baca Juga: Tembang Nostalgia - To Love Somebody, Lagu Pesanan Otis Redding Namun Justru Sukses Dibawakan BeeGees Sendiri

Maklum, profesi Ki Totok adalah pemain wayang pengusung karakter Bagong pada Punakawan grup Wayang Orang Ngesti Pandowo Semarang.

Tawa dan keriangan sang Bagong itu ternyata tidak berarti apa-apa, tatkala menghadapi pagebluk (disease period) bernama Covid-19.

Bagong pun terpuruk tak berkutik dengan adanya pelarangan semua kegiatan pementasan, menyusul "lockdown" diberlakukan di mana-mana.

Tiga bulan pertama sejak pagebluk Covid-19 diumumkan melanda Indonesia sebagai pandemi pada pertengahan Maret 2020, adalah saat-saat paling menyedihkan.

Baca Juga: Pengembangan Kawasan Queen City Mall, Potensi Serap Banyak Tenaga Kerja

"Selama itu saya hanya terkungkung di rumah. Tidak berani pergi ke mana-mana. Tidak ada job pentas sama sekali. Tidak ada pemasukan, padahal keluarga harus tetap makan," kata Ki Totok Pamungkas mengenang.

Menyadari dirinya sebagai seniman tulen, situasi itu harus ditelan dengan pahit.

Artinya tidak ada "panggaotan" atau pekerjaan lain, diluar main wayang sungguh membuatnya tak berkutik.

Dampak "lockdown" itu benar-benar seperti palu godam yang menggedor zona nyamannya.

Halaman:

Editor: Andika Primasiwi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pancasila dan Imajinasi Ke-Indonesia-an

Jumat, 2 Juni 2023 | 08:10 WIB

Gelombang Budaya Glam dalam Musik Pop

Rabu, 31 Mei 2023 | 21:01 WIB

Pro Kontra Masyarakat Soal Coldplay

Sabtu, 20 Mei 2023 | 16:26 WIB

Kualitas Terselubung Gus Yaqut

Sabtu, 13 Mei 2023 | 08:24 WIB

Kemajuan Iptek di Dunia Islam

Kamis, 11 Mei 2023 | 17:41 WIB

Elektabilitas PPP dan Duet Ganjar-Sandi

Jumat, 28 April 2023 | 08:45 WIB

Muruah Kopiah Ganjar

Rabu, 26 April 2023 | 11:24 WIB

Pansos Demi Popularitas

Rabu, 26 April 2023 | 05:20 WIB

Kenapa Orang Suka Berpuasa?

Senin, 24 April 2023 | 20:43 WIB

Pemilu: Partai Kebobolan, Rakyat Kemalingan

Minggu, 23 April 2023 | 07:54 WIB
X