PENGALAMAN dalam suasana Lebaran tahun-tahun lalu, selalu muncul berbagai keluhan. Bahkan, ruang praktik dokter dipenuhi orang-orang yang mempunyai keluhan serupa.
”Dok, saya kena asam urat,” keluh seorang ibu, pasien yang datang pada suasana Lebaran. Ibu ini menderita rematik, kedua lutut dan kakinya bengkak. Dia ”mendiagnosis” dirinya sebagai asam urat, atau maksudnya akibat asam urat.
Atau keluhan serupa juga dikemukakan oleh pasien yang lain. ”Tolonglah Dok, sendi-sendi lutut dan jari terasa nyeri sekali. Baru saja menikmati suasana Lebaran, kedua lutut saya sukar ditekuk dan terasa sangat nyeri.”
Pada hari yang bahagia ini, telah menjadi tradisi, disajikan berbagai makanan khas Lebaran. Sayang, setelah menjalankan puasa sebulan penuh seringkali kita lupa menyantap makanan secara berlebihan. Berbagai penyakit akibat asam urat dapat muncul, antara lain penyakit ginjal, gangguan pada persendian yang menimbulkan rasa nyeri serta keterbatasan gerak.
Asam Urat
Mengapa kadar asam urat tinggi dan menimbulkan masalah? Asam urat menjadi masalah jika proses pembuangannya tidak normal atau terdapat gangguan pada organ tertentu, biasanya ginjal. Ada kemungkinan fungsi organ tubuh normal tetapi produksi asam urat berlebih, sementara kadar asam urat di dalam darah pun meninggi. Asam urat akan mudah mengkristal bila purin tidak dimetabolisme secara sempurna. Purin adalah salah satu turunan asam amino. Hasil akhir dari proses metabolisme purin tersebut adalah asam urat.
Pada sebagian penderita, asam urat yang berlebihan dapat tertimbun dalam jaringan ginjal dan membentuk batu. Adakalanya juga ditemukan batu di dalam kandung kemih. Hal ini dapat mengganggu fungsi ginjal dan menimbulkan nyeri hebat di sekitar pinggang.
Dalam suasana Lebaran selalu disajikan hidangan berupa makananmakanan yang lezat gurih dan manis. Karena itu, tentu banyak mengandung protein, lemak, dan gula. Hidangan Lebaran yang hampir tidak ketinggalan disajikan antara lain opor ayam lengkap dengan ketupatnya, lodeh dengan santan yang kental, sambal goreng, rendang, dan sebagainya. Pola menu seperti ini boleh dikatakan disajikan oleh hampir setiap keluarga. Belum lagi aneka makanan kecil, cake, kue-kue kering dan berbagai minuman manis. Makanan dan minuman seperti ini hampir selalu disajikan di setiap rumah.
Tidak mengherankan kalau dalam suasana seperti ini, bila tidak terkontrol badan semakin gemuk, tekanan darah tinggi, dan kencing manis kumat kembali. Seringkali kadar kolesterol darah, LDL (low density lipoprotein) maupun trigliserida meningkat. Sementara itu, aktivitas fisik relatif lebih terbatas, sehingga perlu waspada bagi pengidap penyakit jantung koroner, terutama bagi yang sebelumnya telah mempunyai riwayat mengidap penyakit tersebut.
Bagi yang tidak mengidap sesuatu penyakit pun terdapat kecenderungan menderita kekurangan vitamin, sehingga selaput lendir mulut cenderung pecah-pecah. Kadangkadang gusi sampai berdarah. Hal ini terjadi karena dapur beristirahat, hidangan lebaran selalu dihangatkan sebelum disantap. Di samping itu, makanan yang mengandung lemak tinggi serta aktivitas fisik seperti olahraga yang berkurang, sering menimbulkan keluhan sembelit.
Karena itu, kita perlu mempertimbangkan untuk mengubah pola menu Lebaran. Menu Lebaran dapat dibuat lebih bervariasi, bukan hanya menu tradisional khas Lebaran. Misalnya menghidangkan pula gado-gado lengkap. Atau menambahnya dengan sayuran segar sebagai lalapan. Di samping dapat mencukupi kebutuhan vitamin yang terbuang akibat proses penghangatan yang terus-menerus, juga mencegah timbulnya sembelit.
Baik sekali menghidangkan buah-buahan segar yang langsung dikupas dari kulitnya, sebagai pengganti cake dan aneka kue. Dalam suasana Lebaran tahun ini dapat disajikan jeruk maupun apel untuk pendamping sajian khas Lebaran. Baik pula mangga yang langsung dikupas dihidangkan setelah makan. Demikian pula sari buah, baik pula untuk mengganti berbagai minuman manis.
Berat badan pun meningkat dengan pasti. Bagi yang mempunyai kecenderungan, bisa saja kolesterol dan tekanan darah meningkat dengan cepat. Bukan mustahil, gejala stroke yang bermanifestasi sebagai lumpuh separuh, gangguan bicara dan sebagainya, dapat terjadi sewaktu-waktu.
Satu hal yang hampir pasti, hidangan Lebaran berpotensi menyebabkan orang menderita kekurangan vitamin. Bukan pola menunya saja, melainkan juga karena pengaruh kesibukan yang lazim pada hari Lebaran. Pada hari Lebaran umumnya para pembantu rumah tangga pulang mudik. Sementara itu para ibu lebih mencurahkan waktunya untuk menerima tamu ataupun mengunjungi para kerabat dan sanak saudara. (37)