Melahirkan Wirausahawan Muda di Tengah Pandemi Korona

Red
- Selasa, 19 Mei 2020 | 01:00 WIB

PANDEMI korona mengubah aktivitas manusia, termasuk dunia pendidikan. Di antaranya peliburan sekolah secara nasional untuk mencegah tersebarnya wabah. Akhir Maret, UNRSCO melaporkan lebih dari 421 juta siswa di 39 negara diliburkan. Tujuannya, memperlambat penyebaran Covid-19. Adapun 61 negara hanya menerapkan pembatasan pembelajaran di sekolah.

Mendikbud Nadiem Makarin segera mendorong lembaga pendidikan menerapkan pembelajaran daring setelah sekitar 43,5 juta pelajar di Indonesia terpaksa belajar di rumah, termasuk di antaranya 8,3 juta siswa yang sedianya harus mengikuti Ujian Nasional, tetapi kemudian dibatalkan.

Jajaran UNESCO segera mengingatkan dampak negatif ”peliburan” sekolah. Badan PBB yang berpusat di Paris, Prancis itu menilai, skala ketergangguan kegiatan pembelajaran akibat pandemi korona tak tertandingi. Kepala UNESCO Audrey Azoulay menyatakan, jika hal itu berlanjut, dikhawatirkan mengancam hak anak atas pendidikan.

Inisiatif harus terus dilakukan untuk memenuhi hak warga negara atas pendidikan. Sebab dalam kenyataannya, baru sekitar 34,5 persen pelajar di Indonesia yang bisa mengakses layanan pendidikan online. Sisanya 63 persen (sekitar 33,5 juta) siswa masih kesulitan.

Harus diakui, dunia pendidikan berkesan gagap menghadapi pandemi ini. Sejumlah lembaga sebenarnya sudah lama mulai merintis pembelajaran berbasis teknologi informasi, namun sebatas di kotakota besar serta hanya sebagai pelengkap. Bukan sebagai metodologi pembelajaran utama.

Ketika muncul pandemi korona, lembaga pendidikan dan guru tetap berusaha memberi layanan pendidikan kepada peserta didik. Metode yang digunakan bervariasi sesuai kapasitas dan kemampuan. Ada yang menggunakan aplikasi elearning seperti Google Classroom. Ada yang memanfaatkan aplikasi rapat daring seperti Zoom.

Sebagian hanya menggunakan fitur grup chatting di Whatsapp (WA). Tak ada rotan, akar pun jadi. Itulah salah satu bentuk ”kearifan lokal” Indonesia di tengah pandemi korona. Semua sumber daya digunakan untuk memenuhi hak dasar siswa atas pendidikan. Sebab, jangankan teknologi informasi, bahkan listrik saja belum merata di seluruh pelosok negeri.

Pembelajaran Kewirausahaan

Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan menghadapi tantangan sekaligus peluang di tengah wabah pandemi korona. Pada materi kelas XI topik Pengolahan, misalnya, pengolahan empon-empon menjadi jamu bisa dijadikan pilihan dalam pembelajaran kewirausahaan.

Empon-empon ini bisa diolah menjadi berbagai jamu. Di Indonesia, jamu sudah lama dikenal sebagai obat tradisional secara turun-temurun. Nenek moyang kita meramu aneka tetumbuhan untuk pengobatan, pencegahan penyakit, perawatan kecantikan, dan kebugaran. Ini didukung keberlimpahan obat alami di Indonesia. Sampai sekarang jamu tetap menjadi pilihan. Proses pembuatannya juga relatif mudah dan hampir semua orang bisa melakukannya.

Selain sebagai kompetensi dari topik Pengolahan, pembelajaran tentang pembuatan jamu sekaligus menyebarluaskan pengetahuan tentang manfaat empon-empon bagi kesehatan. Diharapkan pembelajaran tentang empon-empon dapat meningkatkan keyakinan masyarakat terhadap keamanan dan pemanfaatan produk jamu.

Di sisi lain, peserta didik diharapkan dapat melestarikan warisan pengobatan tradisional serta mengetahui nilai, kemampuan, dan perilaku dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang kewirausahaan.

Dengan pembelajaran kewirausahaan ini, peserta didik diharapkan mampu menciptakan industri rumahan yang bermanfaat dan mampu bersaing untuk menghasilkan pendapatan. (40)

Fransiska Dewi Presti AMPd, guru SMA1 Grabag, Magelang.

Halaman:

Editor: Imron Rosadi

Tags

Terkini

Pancasila dan Imajinasi Ke-Indonesia-an

Jumat, 2 Juni 2023 | 08:10 WIB

Gelombang Budaya Glam dalam Musik Pop

Rabu, 31 Mei 2023 | 21:01 WIB

Pro Kontra Masyarakat Soal Coldplay

Sabtu, 20 Mei 2023 | 16:26 WIB

Kualitas Terselubung Gus Yaqut

Sabtu, 13 Mei 2023 | 08:24 WIB

Kemajuan Iptek di Dunia Islam

Kamis, 11 Mei 2023 | 17:41 WIB

Elektabilitas PPP dan Duet Ganjar-Sandi

Jumat, 28 April 2023 | 08:45 WIB

Muruah Kopiah Ganjar

Rabu, 26 April 2023 | 11:24 WIB

Pansos Demi Popularitas

Rabu, 26 April 2023 | 05:20 WIB

Kenapa Orang Suka Berpuasa?

Senin, 24 April 2023 | 20:43 WIB

Pemilu: Partai Kebobolan, Rakyat Kemalingan

Minggu, 23 April 2023 | 07:54 WIB
X