Kesatuan Perayaan Paskah dengan Dinamika Zaman

Red
- Sabtu, 11 April 2020 | 00:25 WIB

Perayaan Paskah tahun ini terasa sangat berbeda. Suatu hal yang bisa dipahami di tengah-tengah keprihatinan dunia. Rangkaian upacara yang terentang selama sepekan dengan puncaknya akhir pekan ini merupakan saat bagi umat kristiani menghayati hari-hari akhir perjalanan Yesus Kristus di dunia. Biasanya seremoni-seremoni itu tidak hanya mengedepankan kekhusyukan, tetapi juga kebersamaan. Pandemi Covid-19 mengakibatkan kebersamaan umat dalam seremoni tidak mungkin dilakukan.

Religiusitas tidak kedap dengan persoalan zaman. Namun, dinamika zaman tidak hanya dipenuhi masalah, tetapi juga sarat kemajuan. Religiusitas bisa memanfaatkan kemajuan itu. Berkat perkembangan pesat teknologi informasi, umat bisa mengikuti rangkaian perayaan Paskah secara live streaming. Mungkin kekhusyukannya berbeda. Tetapi, hakikat seremoni adalah penghayatan yang kemudian teraplikasikan dalam tindakan nyata. Pesan Paskah perlu mewujud dalam hidup keseharian.

Perayaan Paskah terangkai dalam ritual untuk mengenang penderitaan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Kedatangan Yesus di Yerusalem ternyata berujung pada sidang tidak adil dengan vonis penyaliban. Ketidakadilan masih menjadi salah satu warna zaman hingga saat ini, karena itu perayaan Paskah juga menyuarakan semangat untuk senantiasa memerangi ketidakadilan. Selain itu, manusia juga diingatkan untuk berani berkorban. Pengorbanan yang dijanjikan tidak akan menuai kesia-siaan.

Pencegahan terhadap penularan Covid-19 membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan bisa menghadirkan solidaritas dan keteladanan. Saat ini kita melihat solidaritas muncul dalam berbagai bentuk. Mulai dari menyumbangkan gaji sampai memberikan bantuan-bantuan dalam aneka bentuk. Di Istanbul, Turki, ada seorang warga yang menunjukkan kepeduliannya dengan mengisikan berbagai barang kebutuhan dalam keranjang. Orang-orang yang membutuhkan bisa mengambil barang tersebut.

Keranjang tidak hanya berisi barang, tetapi juga tulisan, ‘’Mereka yang berkelebihan, tambahkan. Mereka yang membutuhkan, ambil’’. Seruannya itu merupakan esensi solidaritas, yang saat ini harus dilaksanakan di berbagai bidang. Perjuangan bisa terentang mulai dari memberikan bantuan material, memberikan dorongan moral sampai tindakan persuasi dan mediasi. Karena kekhawatiran akan terpapar virus korona baru, ada petugas medis yang kesulitan pulang ke tempat tinggalnya.

Pemakaman tenaga medis yang meninggal akibat Covid-19 pun tidak bisa berjalan mulus. Persoalan-persoalan yang bisa diselesaikan dengan semangat pengorbanan yang menjadi salah satu pesan perayaan Paskah. Namun, Paskah juga memberikan kebangkitan. Pengorbanan tidak akan sia-sia. Dengan solidaritas dalam mengatasi pandemi kali ini solusi akan muncul. Lewat solusi-solusi hasil kerja bersama semoga dunia cepat pulih, sehingga aktivitas kembali berjalan normal dan perekonomian menggeliat.

Editor: Imron Rosadi

Tags

Terkini

Tarik Ulur Proporsional Terbuka dan Tertutup

Selasa, 21 Maret 2023 | 08:51 WIB

Mixue, Es Puter dan Es Tung Tung

Sabtu, 18 Maret 2023 | 21:42 WIB

Jalan Terjal Menuju Pemilu 2024

Sabtu, 11 Maret 2023 | 13:15 WIB

HUT Ke-73 Tahun Suara Merdeka: Adaptif-Inovatif

Sabtu, 11 Februari 2023 | 05:40 WIB

Satu Abad Nahdlatul Ulama

Selasa, 7 Februari 2023 | 13:34 WIB

Berharap pada Media Massa, Mungkinkah?

Senin, 30 Januari 2023 | 11:30 WIB

Medical Tourism, Indonesia Mengejar Ketertinggalan

Kamis, 19 Januari 2023 | 20:37 WIB

Kotak Suara Berbahan Dupleks untuk Pemilu 2024

Rabu, 18 Januari 2023 | 11:12 WIB

PR Penanganan Banjir

Senin, 9 Januari 2023 | 08:48 WIB

Program Pena Kemensos Dorong Perekonomian Masyarakat

Rabu, 28 Desember 2022 | 15:34 WIB
X