UNGARAN, suaramerdeka.com - Kontingen Pati menjadi pengumpul medali terbanyak alias juara umum dalam kejuaraan provinsi (Kejurprov) karate virtual yang dielenggarakan Federasi Karate (Forki) Jateng.
Dalam penjurian yang dilakukan di Bandungan Kabupaten Semarang 7-8 Agustus, para karateka Pati dinyatakan terbaik setelah mengumpulkan tujuh emas, dua perak dan enam perunggu. Total medali emas yang diperbutkan yaitu 20 keping.
Posisi kedua ditemptai Grobogan yang mengumpukan dua emas, lima perak, dan dua perunggu.
Menyusul di tempat ketiga Purbalingga, yang mengumpulan dua emas, empat perak, dan enam perunggu.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru 1 Muharram, Menag Serukan Semangat Hijrah dan Gotong Royong Hadapi Pandemi
Ketua Panitia, Bayu Eka Erdiyan mengatakan, secara keseluruhan kejurprov berngsung sukses. Ini ditandai dengan banyaknya peserta yang berarti animo pesertra tinggi.
Model kompetisi ini, para peserta mengirimkan rekaman video aksi atlet ke panitia.
"Secara keseluruhan pertandingan lancar. Hanya ada sedkit kendala koneksi internet yang kurang stabil karena model kejuaraannya adalah live streming sehingga memeprlambat proses penjurian. Tetapi secara keseluruhan lancar," katanya.
Kejurprov memperlombakan khusus nomor kata (seni jurus). Untuk kata perorangan diikuti 411 orang dan kata beregu ada 88 regu dan total peserta 499 orang dari 27 Pengcab Forki se-Jateng.
Baca Juga: Bahasa Penyelenggaraan Umrah, KJRI Bertemu Wakil Menteri Haji Besok
Adapun nomor-nomor yang dipertandingkan, kelas usia dini (sebelum 9 tahun), pemula (usia 9-11 tahun), pemula (usia 12-13 tahun), kadet (14-15), dan yunior (16-17). Penilaian nomor final di setiap kelas, akan dilakukan Minggu (8/8) malam.
Sekum Forki Jateng Sumartono menjelaskan, Kejurprov hanya memperlombakan kelas kata (seni jurus) dari usia dini putra dan putri sampai kelas kata yunior putra dan putri.
Tidak mempertandingkan kumite atau pertarungan karena masih dalam masa pandemi Covid-19.
"Kejurprov ini merupakan tolok ukur keberhasilan pembinaan karate pada level daerah bagi perguruan dan Pengcab Forki di Jateng yang rutin digelar setiap tahun," ujarnya.
"Tahun ini, model kejuaraan berbeda karena melalui virtual atau online karena wabah virus korona (Covid-19) masih melanda Indonesia sehingga harus sesuai protokol kesehatan. Setiap Pengcab Forki dapat berpartisipasi dan jumlah atlet per kelas tidak dibatasi. Sehingga Pengcab Forki bisa mengirim sebanyak-banyaknya sesuai kemampuan," tuturnya.