SEMARANG, suaramerdeka.com - Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang termasuk salah satu dari 23 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang telah menerima SK izin Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG).
‘’Alhamdulillah FITK UIN Walisongo sudah mengantongi izin Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 26 Tahun 2021 tentang Izin Penyelenggaraan Prodi PPG untuk Program Profesi,’’ kata Dekan FITK Dr Hj Lift Anis Ma'shumah MAg ketika membuka Workshop Pengelolaan Prodi PPG, di aula lantai tiga kantor FITK.
Menurut Lift, workshop tersebut diselenggarakan dalam rangka menyiapkan segala kebutuhan untuk dimulainya program studi tersebut. Peserta workshop terdiri dari para pimpinan dan perwakilan dosen-dosen senior. Selain peserta dari dalam, panitia juga mengundang peserta dari luar UIN Walisongo yang berasal dari Unnes, Upgris, IAIN Salatiga, IAIN Pekalongan, IAIN Surakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kehadiran peserta dari luar terutama Unnes dan Upgris menurut Lift bertujuan untuk sharing pengalaman antar LPTK lain yang sudah menyelenggarakan PPG berbasis pada prodi.
‘’Workshop Pengelolaan Prodi PPG bertujuan memberikan bekal kepada pengelola prodi PPG agar mendapatkan informasi terkait tata kelola PPG berbasis Prodi. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang dilaksanakan oleh FITK untuk mempersiapkan pengelolaan program studi, baik dari segi sumber daya manusia maupun dari segi teknis pengelolaan,’’ kata Lift Anis Ma'shumah.
Sebagai narasumber workshop tersebut yaitu Dr Agus Yuwono MSi MPd dari Universitas Negeri Semarang dan Dr H Abdul Rozak MSi dari Insan Madani Jakarta, yang juga sebagai anggota Tim Pokja PPG Kemendikbud. Kegiatan workshop diawali dengan pemaparan dari narasumber Agus Yuwono.
Dosen Unnes itu menyampaikan materi pedoman penyelenggaraan, dasar Hukum, serta kurikulum PPG tahun 2021. Dr Abdul Rozak menyampikan materi pengelolaan prodi pendidikan profesi guru dalam rangka upaya membangun guru professional untuk generasi Z dan Alpha di era revolusi pendidikan 4.0 dan society 5.0.