BLORA, suaramerdeka.com - Kali ini gantian Bawaslu Blora melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif kepada perwakilan dan pengurus serta santri dari berbagai pesantren yang ada di Kabupaten Blora, Minggu (8/12). Tidak sekedar sosialisasi, melainkan Bawaslu juga mendorong santriwan santriwati muda pesantren di Blora untuk menjadi pengawas partisipatif.
Acara yang berlangsung di ruang pertemuan Resto D'joglo Blora itu menghadirkan tiga orang narasumber. Diantaranya anggota Bawaslu/Kordiv OSDM, Achmad Rozak, Kordiv Hukum Datin, Andyka Fuad Ibrahim. ''Sosialisasi dilakukan disamping mengenalkan kelembagaan Bawaslu, juga mendorong santriwan-santriwati muda pesantren di Blora untuk menjadi pengawas partisipatif,'' ungkap M. Aminudin, koordinator Sekretariat Bawaslu Kabupaten Blora, yang memandu acara.
Di kesempatan itu, Andyka Fuad Ibrahim mengemukakan bahwa program utama yang jadi fokus persiapan Bawaslu Blora dalam Pilkada Blora 2020 adalah, diluncurkannya Desa Pengawasan dan Desa Anti Politik Uang di Blora. Termasuk beberapa kegiatan kearifan lokal berbasis komunitas, kelompok sasaran dan gelar budaya. '' Tujuannya sama yakni meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu maupun Pilkada dan juga meningkatkan pengawasan partisipatif.
Menurutnya, partisipasi masyarakat tidak hanya sebatas datang ke TPS, tapi juga bagaimana dapat memilih dengan cerdas dan sesuai hati nurani. ''Kebebasan pemilih adalah hak mutlak-merdeka, jangan sampai kebebasan memilih itu terbebani oleh belenggu money politik yang nantinya jadi beban. Beban finansial bagi calon atau kandidat, dan beban moral bagi penerima,'' terangnya.
Sementara itu Achmad Rozak memaparkan, bahwa di Pilkada Blora 2020 minat masyarakat yang ingin turut berperan sebagai pengawas cukup tinggi. Terbukti, dalam rekruitmen anggota Panwascam, 304 orang dari berbagai kalangan mendaftar dan saat ini menunggu hasil seleksi administrasi