“Bagi pemilih yang mestinya dilayani pukul 07.00-08.00 bisa datang pukul 09.00. Tetap dilayani, pengaturan jam ini hanya untuk menghindari kerumunan. Mengingat haknya adalah pukul 07.00 sampai pukul 13.00,” tegas Maskup.
Rakor kemarin, dihadiri Bupati Semarang Mundjirin dan Wakil Bupati Ngesti Nugraha. Ngesti sendiri mulai aktif masuk kerja, Senin (7/12), setelah cuti kampanyenya berakhir akhir pekan lalu.
Dalam paparannya, Bupati Mundjirin menekankan, bahwa fokus saat ini lebih pada penyebaran Covid-19 di Bumi Serasi. Dimana dalam sehari, data grafik warga yang positif Covid-19 bisa naik hingga 100 orang. Terakhir, dalam sepekan terakhir ada lebih dari 700 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Kita prihatin, dan klasternya sekarang klaster keluarga. Bukan hanya dari klaster pasar saja. Yang kedua klaster perkantoran,” papar dia.
Data yang dihimpun dari laman https://corona.semarangkab.go.id/ menyebutkan, per Senin (7/12) pukul 07.00 tercatat ada 3.473 orang warga Kabupaten Semarang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Rinciannya, ada 135 orang dirawat, 940 orang isolasi, 2.243 orang sembuh, dan 155 orang meninggal dunia dengan status positif Covid-19. Sementara jumlah warga suspek Covid-19 dan saat ini masih dirawat menunggu hasil laboratorium mencapai 49 orang, kemudian warga yang meninggal dengan status suspek Covid-19 ada 96 orang.
Menyikapi hal itu, Bupati Mundjirin mengakui jika Pemkab Semarang saat ini kesulitan menyediakan rumah untuk isolasi mandiri. Tiga rumah singgah yang ada, yakni Gedung BKKBN Ambarawa, Bapelkes Provinsi Jateng Kampus Suwakul, dan Hotel Garuda Kopeng, getasan total memiliki tempat tidur sebanyak 68 bed.
“Padahal warga yang positif Covid-19 tanpa gejala jumlahnya ada 500-an orang. Jadi ini perlu disinkronkan dengan pilkada-nya, jangan sampai ini tambah lagi atau (muncul-Red) klaster dari pilkada,” terang dia.