AMBARAWA, suaramerdeka.com - Tokoh masyarakat dan warga yang tergabung dalam Ambarawa Heritage melihat pemimpin yang dua kali periode menjabat sebagai bupati tidak membawa kemajuan apapun.
Keterangan tersebut disampaikan Ketua Yayasan Ambarawa Heritage, Y Joko Setiyanto disela Peresmian Posko Ambarawa Heritage Ngesti-Basari (Ngebas) di Jalan Pemuda 48 Ambarawa, Sabtu (21/11) siang.
Menurutnya, ketika ingin maju maka butuh pemimpin yang tidak biasa. Tidak bekerja apa adanya, cuma aman-aman saja. “Memang kalau mau maju mesti dengan segala risiko. Jika pemimpinya tidak peduli dengan wilayahnya ya percuma sekali,” kata Joko.
Yayasan Ambarawa Heritage sendiri, dia bentuk bersama tokoh masyarakat dan warga asli Ambarawa pada 2006 silam. Yang mana pihaknya melihat Kabupaten Semarang khususnya Ambarawa mempunyai kekayaan alam dan peninggalan sejarah serta budaya yang luar biasa.
Baca Juga: Debat Terbuka Pilbup Semarang 2020, Pertanyaan Sebagian Difokuskan ke Hal Visioner
“Tetapi kami melihat pemimpin daerahnya tidak bisa maksimal mendayagunakan potensi yang ada untuk menyejahterakan rakyat,” cetusnya.
Sebagai Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo), Joko mencontohkan, mestinya toko moderen tidak bisa didirikan atau mendapat izin berdiri di depan Pasar Lanang Ambarawa.
“Kalau itu mendapat izin, pedagang kecil tentu kalah dengan modal besar,” imbuh dia.